Muhammad Arsyad Abdullah Al-Banjari, ketika kembali ke nusantara pun mengajarkan agama Islam kepada masyarakat Banjar.
Kitab terkenal yang ditulisnya, yaitu Sabil Al-Muhtadin dan Khaz Al-Ma’rifah.
Tidak terlepas dari Negara Daha, kerajaan Hindu yang pernah berkuasa saat itu, dasar terbentuknya Kerajaan Banjar.
Raden Sukarama, raja Negara Daha, mewasiatkan takhta kerajaan kepada cucunya, Raden Samudera.
Namun, anak raden Sukarama, Pangeran Tumenggung, merebut takhta tersebut hingga memaksa Raden Samudera melarikan diri dan bersembunyi di daerah hilir Sungai Barito karena nyawanya terancam.
Dalam pelariannya itu, Raden Samudera membentuk kesepakatan dengan komunitas Melayu, yang mau menjadi pelindungnya asalkan mereka tidak perlu membayar upeti kepada Negara Daha.
Raden Samudera kemudian meminta bantuan Kerajaan Demak untuk merebut kembali takhtanya.
Sultan Demak pun menyetujui permintaan tersebut, asalkan Raden Samudera dan pengikutnya mau memeluk Islam.
Raden Samudera pun sepakat, dan berhasil merebut takhtanya kembali dengan bantuan pasukan dari Sultan Demak.