Perubahan tersebut dianggap oleh para peneliti tidak berkaitan denganh iklim atau geografi di Xavante.
Melainkan karena faktor budaya.
Misalnya, di desa Xavante di Sao Domingo, seperempat populasinya terdiri dari putra seorang kepala suku, Apoena, yang memiliki lima istri.
Praktek seksual suku itu memungkinkan satu pria menjadi ayah untuk banyak keturunan.
Sehingga, keturunannya rata-rata memiliki ciri-ciri yang sama dan mendominasi populasi mereka.
"Kami meneliti Xavante selama sekitar setengah abad, dan sejak awal morfologi mereka menunjukkan perbedaan dari pola klasik Amerindian," kata Francisco Salzano, ahli genetika di Universitas Federal Brasil Rio Grande do Sul, mengatakan kepada Live Science.