Kemudian diadakan upacara untuk menyembahyangkan dan mendoakan para arwah.
Tidak berselang lama Hayam Wuruk pun berangkat.
Setelah Dyah Pitaloka diperabukan dan semua upacara keagamaan selesai, kedua paman Hayam Wuruk yaitu Raja Kahuripan dan Raja Daha berunding dan sepakat menyalahkan Gajah Mada atas malapetaka Bubat.
Mereka ingin menangkapnya dan membunuhnya.
Mereka bergegas datang ke kepatihan dengan membawa pasukan, dan saat itu patih Gajah Mada sadar jika waktunya sudah tiba.
Gajah Mada kemudian mengenakan segala perlengkapan upacara dan melakukan yoga samadi.
Selanjutnya ia menghilang (moksa) tak terlihat menuju ketiadaan (niskala).
Kedua versi sampai saat ini masih menjadi perdebatan.
Ada juga versi lain seperti dikatakan oleh Agus Aris Munandar dalam Gajah Mada Biografi Politik, menyebut Gajah Mada memilih hidup sebagai pertama di Madakaripura di bedalaman Probolinggo selatan, wilayah kaki pegunungan Bromo-Semeru.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini