Find Us On Social Media :

Dijuluki Pendiri Komunis China, Sosok Pemimpin Pertama China Ini Malah Dihujat Kala Foto Senyumannya Disebarkan, Konon Sebabkan 40 Juta Orang Tewas di Bawah Pemerintahannya

By May N, Kamis, 30 Desember 2021 | 19:43 WIB

Mao Zedong pendiri Republik Rakyat China

Intisari - Online.com - Sebuah media pemerintah China telah menimbulkan amarah setelah mengunggah video penghormatan kepada "senyum hangat" pemimpin pertama China.

Ternyata ada peristiwa mengenaskan di balik senyum hangatnya.

Melansir Express, The Global Times mengunggah video TikTok sepanjang 30 detik di Twitter menunjukkan 'diktator setan' dalam kejayaannya untuk "mengenang senyum hangat dan kuat" dalam sebuah propaganda.

Namun keputusan itu menyebarkan amarah online ketika komentator dari seluruh spektrum politik bersama dengan ratusan pengamat, membagikan ketakutan mereka pada penghormatan kepada pemimpin yang bertanggung jawab pada kematian 40-80 juta orang selama kekuasaan yang penuh dengan teror.

Baca Juga: Dulu Sekutu Karena Sama-Sama Berideologi Komunis, Siapa Sangka Rusia dan China Nyaris Menyulut Perang Dunia III Dengan Saling Lempar Bom Nuklir

Dilengkapi dengan musik imperial China, video Mao Zedong tersenyum dan tertawa dimainkan berulang-ulang saat The Global Times menghormati berdirinya Republik Rakyat China dan Partai Komunis China.

Video horor itu menunjukkan karir Mao Zedong sebagai pemimpin muda langsung dari tentara sampai tahun-tahun terakhirnya sebagai kepala negara.

Dalam beberapa momen ia bisa terlihat memakai pakaian perang, sementara sorotan lain menunjukkan dirinya bekerja di Parlemen China.

Namun video itu memicu amukan online karena "senyum hangat dan berkuasa" Mao.

Baca Juga: Luput dari Perhatian Dunia, Xi Jinping Selangkah Lebih Maju Menguasai Dunia dengan Tangan Besi Setelah Pernyataan Resmi dari Partai Komunis China Ini, Susul Pendiri China Jadi Presiden 3 Periode

 

Penulis Annika H Rothstein mencuit: "40 juta warga meninggal di bawah kepemimpinannya."

Sementara itu komentator politik India Sunanda Vashisht mengatakan: "Propaganda adalah seni fantasi."

Lainnya mengkritik masa kekuasaan Mao yang mematikan dan pendekatan tanpa ampunnya untuk memimpon.

@RobWhit28130167 menulis: "Psikopat dan megalomaniak genosida".

Baca Juga: Memimpin China dengan Tangan Besi, Pantas Saja Xi Jinping Punya Banyak Musuh yang Siap Menggulingkannya, Termasuk Sosok yang Terancam 'Dibersihkan' dari Jajaran Pejabat China Ini

Sementara @JaredRabel mencatat: "Mao adalah seorang psikopat pembunuh massal yang ketidakmampuannya sebagai seorang pemimpin dilampaui oleh setannya.

"Ia membunuh lebih banyak orang daripada Stalin dan Hitler dikombinasikan."

Selama kekuasaan penuh teror yang melebar dari 1949-1976, Mao Zedong kurang lebih membunuh 40-80 juta orang.

Angka mengerikan itu merupakan total angka kematian melalui kelaparan, eksekusi massal, penyiksaan, kamp buruh, pengaiayaan dan penyakit.

Baca Juga: Kini Menjadi Pemimpin Komunis Paling Kontroversial di Dunia, Ternyata Partai Komunis China Pernah Hampir Membunuh Ayah Presiden China Xi Jinping Karena Dukungan Penuhnya Terhadap Kapitalisme

 

Naik dari awal yang miskin, Mao mendirikan Partai Komunis China pada 1921.

Mengikuti sebuah perang sipil antar Komunis dan nasionalis, Mao mengambil kekuasaan dan mulai menerapkan perubahan yang menyapu seluruh wilayah yang menjadi Republik Rakyat China.

Sebagai pemimpin, Mao bertanggung jawab atas kebijakan mematikan dari "Lompatan Jauh ke Depan" dan "Revolusi Budaya".

Keduanya adalah upaya membentuk kembali masyarakat Tiongkok dalam cerminan komunisme, tetapi ini berakhir dengan kematian puluhan juta orang.

Baca Juga: Sama-Sama Berlandaskan Komunis, Terkuak Inilah Pembicaraan Petinggi PKI dengan Presiden China Mau Zedong, Ribuan Senapan hingga Bom Nuklir Ditawarkan China ke Indonesia

Mao Zedong meninggal saat menjabat di usia 82 tahun pada 9 September 1976.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini