Find Us On Social Media :

Ketakutan Setengah Mati, Senapan AK-47 Prajurit Kopassus Sama Sekali Tidak Berguna Saat Masuk ke Sarang Suku 'Pemakan Manusia', Endingnya Sama Sekali Tak Terduga

By Mentari DP, Kamis, 30 Desember 2021 | 09:00 WIB

Kopassus , pasukan khusus Indonesia.

Intisari-Online.com - Kekuatan Kopassus sudah diakui hingga ke mancanegara.

Ini karena sebagai salah satu pasukan khusus Indonesia, tentu saja Kopassus sering menjalani misi-misi khusus.

Tak jarang, misi-misi itu sulit luar biasa.

Baca Juga: 150 Anggota KKB Papua Bersatu, Benarkah Takut Diburu Kopassus?

Namun pernah suatu ketika prajuti Kopassus ketakutan.

Itu semua bermula ketika prajurit Kopassus sedang menjalankan misi untuk menemukan jasad dari mendiang Michael Clark Rockefeller.

Michael Clark Rockefeller merupakan anak kelima dari Gubernur New York dan calon wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Nelson Rockefeller.

Konon Michael Clark Rockefeller hilang dan dimakan suku yang tinggal di hutan belantara Papua Nugini.

Memang pada tahun 1960-an, daerah hutan Papua masih belum terjamah sama sekali.

Ini karena sebuah kaki yang masih memakai sepatu ditemukan di sekitar daerah itu.

Dari sepatu itulah, dikenali bahwa itu adalah bagian dari jasad mendiang Rockefeller.

Baca Juga: Turunkan Kopassus, KKB Langsung Kocar-kacir hingga 2 di Antaranya Tewas, Jangankan Anggota KKB Papua, Perompak Somalia Saja Gentar Hadapi Pasukan Khusus Terbaik Indonesia Itu

 

Oleh karenanya, diterjunkan pasukan khusus untuk mencarinya.

Mereka adalah 7 prajurit Kopassus, 5 anggota Kodam XVII Cenderawasih Papua, dan beberapa orang dari AS dan Indonesia, termasuk tiga warga asing yang juga kru televisi NBC.

Dalam misi pencarian itu, mereka melaksanakan ekspedisi ke Lembah X yang berlokasi di lereng utara gunung Jayawijaya.

 

Semua anggota militer mengenakan seragam militer lengkap. Membawa senapan serbu AK-47, pistol, parang, tali, dan alat-alat lainnya.

Dengan perasaan berdebar-debar, seluruh prajurit turun melalui udara.

Semuanya tim mendarat dengan selamat.

Akan tetapi mereka semua langsung dihadang oleh anggota suka yang memakai koteka.

Tak hanya itu, mereka juga mengacungkan tombak, panah, dan kapak batu.

Lettu Sintong yang ikut dalam misi refleks memindahkan senapan AK-47 di bahu ke posisi di depan dada serta mengokangnya.

Baru disitulah dia sadar bahwa senapan AK-47nya tidak memiliki peluru. Mungkin jatuh saat mereka terjun.

Saat sedang berpikir bagaimana cara melawan para warga suku yang masih memandang anggota militer dengan curiga, tiba-tiba dia melihat sesuatu di antara para warga suku.

Rupanya itu adalah majalah tempat peluru!

Baca Juga: Meski Dijuluki Pasukan Elite, Ternyata Kopassus Pernah Diremehkan Thailand, Tetapi Langsung Bungkam dan Buat Dunia Tercengang Setelah Selesaikan Misi Ini dalam 3 Menit

 

Majalah tempat peluru itu jatuh berada di antara warga suku.

 

Yang membuatnya tertegun adalah majalah tempat peluru itu ditendang-tendang oleh seorang pemuda yang mungkin tidak tahu apa isinya.

Lalu di luar dugaan, pemuda itu malah mengambil majalah dan memberikannya kepada Sintong.

Rupanya itulah tanda bahwa warga suku itu ingin bersahabat dengan para prajurit.

Karena merasa keadaan aman, Lettu Sintong membiarkan sejumlah warga suku menyentuhnya.

Mungkin ingin mereka merasakan bahwa para prajurit yang terjun dari langit itu sama-sama manusia seperti mereka.

Meskipun masih diliputi kewaspadaan takut diserang, rupanya kedua kubu bisa berhubungan baik.

Terkadang mereka tidak mengeri apa yang para suku ucapkan. Tapi tim ekspedisi berusaha semaksimal mungkin.

Pada akhir Desember 1969, setelah mengalami sejumlah musibah, seluruh tim ekspedisi bisa pulang selamat.

Ekspesidi Lembah X juga terbilang sukses.

Baca Juga: Sukses Bikin Pasukan Khusus AS, Inggris, sampai Australia Segan, Nyatanya Ada Siksaan Bak 'Neraka' yang Harus Prajurit Kopassus Jalani Saat Latihan, Termasuk Latihan di Nusakambangan