Penulis
Intisari-Online.com – Ada alasan khusus dan penting mengapat tidak boleh tinggal di Nidhivan setelah matahari terbenam.
Nidhivan adalah tempat suci yang terletak di hutan lebat di kota bersejarah Vrindavan di distrik Mathura, Uttar Pradesh, India.
Hutan ini memiliki luas sekitar 2-2,5 hektar.
Nidhivan berarti ‘hutan tulsi’ atau ‘hutan harta karun’.
Hutan ini dikelilingi oleh pohon-pohon dengan cabang-cabang yang terjalin, membungkuk ke tanah, memberikan kesan tempat itu menakutkan, hampir seperti hantu.
Banyak yang merasa aneh ketika memasuki hutan itu karena tanahnya gersang, padahal pepohonan tetap hijau sepanjang tahun.
Pintu untuk masuk ke Nidhivan ditutup setiap malam pada jam 8 malam, jadi para pengikut maupun pendeta tidak diizinkan untuk tinggal di tempat itu.
Lalu, apa yang menyebabkan mereka tidak boleh tinggal di situ setelah matahari terbenam?
Dikatakan bahwa bahkan binatang meninggalkan tempat misterius ini ketika kegelapan turun.
Nidhivan merupakan tempat suci bagi pemujaan Radha Khrisna.
Dipercaya bahwa ‘Dewa Khrisna dan Radha masih menari di tempat ini setelah tengah malam dan tidur di ‘Rang Mahal’, yang terletak di tempat di Nidhivan.
Prasad 'Makhan & Mishri' dipersembahkan kepada-Nya dan tempat tidur disiapkan setiap hari.
Di pagi hari tampaknya Prasad telah dimakan dan seseorang juga tidur di tempat tidur."
Oleh karena tempat itu tutup dan tidak diizinkan untuk tinggal di sana pada malam hari, maka sulit untuk mempelajari apa yang terjadi di tempat itu setelah matahari terbenam.
Para pemandu lokal memberi tahu para pengunjung bahwa siapa pun yang menonton tarian Dewa Khrisna dan Radha menjadi tidak berdaya dan tidak bisa menggambarkan lagi apa yang telah dilihatnya.
Itu sebabnya tidak ada yang tinggal di sini setelah jam 8 malam, bahkan burung dan hewan pun meninggalkan tmepat ini.
Dipercaya bahwa siapa pun yang menginap akan mendapatkan keselamatan dan ‘makam’ dari semua orang tersebut yang dibangun di sini.
Pemandu lokal juga menginformasikan bahwa ada 16.000 pohon yang terjalin di tempat itu.
Kesemua pohon itu menjadi ratu Dewa Khrisna setiap malam untuk berdansa dengannya.
Dewa Khrishna dan Radha kemudian beristirahat di Rang Mahal setelah menari.
Sikat gigi lokal yang terbuat dari Pohon Neem juga ditemukan basah dan seperti baru saja digunakan ketika sang juru kunci membuka kunci pada pukul 5.30 setiap pagi.
Itu berarti ada seseorang yang menemukan Rang Mahal lalu bermalam di sana, melansir Ancient Pages.
Memang ada beberapa rumah di sekitar Nidhivan dan mereka yang tinggal di sana dapat dengan mudah melihat melalui jendela apa yang terjadi di lokasi setelah matahari terbenam.
Namun, tidak ada yang berani melakukannya karena hanya segelintir orang yang memiliki keberanian dan mencoba mengamati tempat tertutup itu, telah kehilangan penglihatan atau keseimbangan mental mereka, bahkan dalam kasus terburuk, mengalami keduanya.
Penduduk setempat sangat ketakutan sehingga mereka menutup jendela dengan batu bata, mencegah apa pun di luar rumah memasuki rumah mereka setelah gelap.
Ada cerita tentang orang yang diam-diam tinggal di tempat Nidhivan dan memutuskan untuk tetap bersembunyi dan melihat apa yang terjadi secara misterius itu.
Sayangnya, mereka yang mencoba hal seperti itu kehilangan penglihatan, ucapan, atau bahkan kesehatan mental yang makin buruk.
Beberapa bahkan telah mati, dan tempat itu begitu menakutkan, bahkan monyet-monyet pun pergi saat malam hari.
Banyak kisah dan spekulasi tentang tempat misterius ini.
Namun, bagi para penyembah ‘Hutan Harta Karun’ ini menjadi situs suci di mana Raas abadi masih ‘berlangsung setiap malam di Nidhivan di mana pepohonan berubah menjadi Gopi, setiap organisme yang bernapas, meninggalkan tempat itu dan kemudian tarian bahagia menyelinap ke arahnya.
Upaya untuk menyelidiki apa yang terjadi pada malam hari, hanya ada sedikit jawaban.
Menurut Kalinga TV, ‘sejarawan dan ilmuwan terkenal telah mengunjungi hutan itu untuk mengungkapkan ada misteri apa, namun mereka kembali dengan tangan kosong.
Sebuah media asing pernah menempatkan kamera CCTV di dalam hutan untuk merekam kejadian supernatural yang mungkin terjadi di malam hari.
Namun, mereka terkejut keesokan paginya ketika menemukan bahwa tidak ada yang direkam oleh kamera, yang berfungsi dengan baik.
Meskipun masih menjadi perdebatan apakah benar Dewa Khrisna berada di Nidhivan setiap malam, namun legenda itu tetap merupakan cerminan dari kekayaan budaya dan warisan agama India.
Penduduk Nidhivan adalah orang-orang yang sangat religius, dan mereka yakin bahwa Dewa Krishna tidka ingin diganggu selama tarian malam.
Mereka yang mengunjungi situs tersebut harus menghormati kepercayaan masyarakat terlepas dari apakah mereka mempercayainya atau tidak.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari