Penulis
Intisari-Online.com -Rudolf II dikenal sebagai raja gila setelah 20 tahun pertama pemerintahannya yang gagal.
Rudolf II, lahir 18 Juli 1552, Wina, Austria dan meninggal 20 Januari 1612 di Praha, Republik Ceko.
Dia merupakan kaisar Romawi Suci dari tahun 1576 hingga 1612.
Kesehatannya yang buruk dan ketidakpopulerannya tak mampu menahan pertikaian agama hingga terjadi Perang Tiga Puluh Tahun (1618–48).
Putra tertua kaisar Maximilian II dan Maria, yang merupakan putri kaisar Charles V, Rudolf dimahkotai sebagai raja Hongaria pada tahun 1572 (sebagai Rudolf) dan Bohemia pada tahun 1575 (sebagai Rudolf II).
Dia menggantikan ayahnya sebagai kaisar dan sebagai Adipati Agung Austria (sebagai Rudolf V) pada 12 Oktober 1576.
Menderita depresi berat, Rudolf segera pensiun ke Praha.
Dia tinggal di pengasingan dan menekuni seni dan sains.
Selama 20 tahun pertama pemerintahannya, perselisihan antara faksi Katolik Roma dan Protestan melumpuhkan institusi politik kekaisaran.
Di Austria, Rudolf membalikkan kebijakan agama Maximilian II yang toleran dan berusaha membatasi hak-hak istimewa politik Estate Protestan (bangsawan dan perwakilan kota).
Ketidakstabilan mental kaisar bertambah buruk setelah tahun 1598, dan pada tahun 1605 para adipati agung Habsburg memaksanya untuk mempercayakan pelaksanaan urusan Hongaria kepada saudaranya, Matthias.
Pada 1606 mereka mengakui Matthias sebagai kepala mereka dan calon suksesi Rudolf.
Dua tahun kemudian Rudolf terpaksa menyerahkan Hongaria, Austria, dan Moravia kepada Matthias dan menjanjikannya suksesi di Bohemia.
Ketika pasukan kekaisaran yang memberontak di bawah archduke Leopold menghancurkan Bohemia dengan dukungan Rudolf pada tahun 1611, Perkebunan Bohemia mencari bantuan dari Matthias.
Pasukannya hampir menahan Rudolf di Praha sampai dia menyerahkan Bohemia kepada Matthias pada bulan Mei.
Meskipun Rudolf mencegah pemilihan pendahuluan Matthias sebagai raja Romawi (pengganti yang ditunjuk kekaisaran), Matthias memperoleh tahta kekaisaran lima bulan setelah kematian Rudolf.
Pada akhirnya, dapat dikatakan bahwa Kaisar Rudolf II bukanlah raja yang sukses.
Dia tidak pernah menikah atau menghasilkan keturunan yang sah, kekuasaan kekaisaran berkurang di bawah pemerintahannya.
Kebijakan luar negerinya tidak memberi banyak kemenangan dan dia tidak memberikan stabilitas yang langgeng sebagaimana dibuktikan oleh fakta bahwa dia akhirnya digulingkan oleh adiknya.
(*)