Intisari - Online.com -Sebagai kerajaan terbesar di Nusantara, Majapahit tidak diragukan lagi memiliki bukti kejayaan di berbagai tempat.
Salah satunya adalah di Trowulan, tapi tahukah Anda, bukti kejayaan mereka tidak hanya di Trowulan saja.
Salah satunya di daerah Blitar, yang merupakan salah satu tempat yang pernah dikunjungi Raja Majapahit, Hayam Wuruk dalam perjalanannya ke desa-desa wilayah Majapahit.
Kunjungan itu tertulis dalam kitab Negarakertagama atau dikenal juga sebagai Desawarnana.
Blitar adalah kota kecil di Jawa Timur bagian selatan, sarat dengan peninggalan sejarah masa Hindu-Buddha sejak zaman Kediri sekitar abad XII M sampai akhir masa kerajaan Majapahit.
Banyak tinggalan arkeologis dari masa Majapahit yang terdapat di wilayah Kabupaten Blitar, hal itu menunjukkan jika daerah tersebut mempunyai peran penting pada masa lalu terutama masa Majapahit.
Blitar memiliki peran penting bagi Majapahit seperti ditulis dalam buku "Majapahit, Batas Kota dan Jejak Kejayaan di Luar Kota".
Permasalahannya peran apakah yang telah dimainkan oleh daerah Blitar pada masa itu, sehingga tinggalan-tinggalan penting dari masa Majapahit banyak terdapat di wilayah tersebut?
Banyaknya tinggalan candi-candi masa Majapahit di Blitar menunjukkan bahwa daerah ini pada masa itu memegang peran penting dalam kehidupan politik dan religiusnya.
Berdasarkan angka-angka tahun yang terdapat pada komponen-komponen Candi Panataran maupun candi-candi lain dapat diketahui berasal dari abad 12 sampai dengan abad 15 M.
Blitar juga terdapat candi-candi dari yang berukuran kecil, sedang sampai candi yang kompleks dan terbesar di Jawa Timur.
Blitar juga penting bagi Majapahit dengan seringnya Raja Hayam Wuruk mengunjunginya.
Dua buah candi di daerah Blitar yang sering dikunjungi oleh Hayam Wuruk adalah Candi Sumberjati, atau Candi Simping dan Candi Panataran atau Candi Palah.
Candi Sumberjati yang terletak di daerah Blitar selatan adalah sebuah candi pendharmaan Kertarajasa, pendiri dan raja pertama Majapahit.
Dia adalah leluhur raja Hayam Wuruk, sehingga sudah kewajibannya untuk mengunjungi bahkan memelihara tempat pendharmaan leluhur tersebut.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini