Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov, yang meminta Rusia untuk memprotes lalu berterima kasih kepada Putin karena mengutuk kekerasan terhadap minoritas Muslim.
Padahal, Chechnya sendiri pernah terlibat Perang dengan Rusia.
Ratusan personel tentara Rusia memasuki Aldi pada 5 Februari 2000.
Perang Chechnya II, yang berlangsung selama hampir 10 tahun.
Tak ayal, ratusan ribu nyawa baik dari personel militer dan wagra sipil melayang.
"Saya telah berulang kali menyatakan bahwa saya adalah prajurit setia presiden kami, siap untuk melaksanakan perintah panglima tertinggi dari segala kerumitan dan untuk mengorbankan hidup saya," tulisnya.
Di tengah demonstrasi untuk mendukung Rohingya waktu itu, Kadyrov telah berjanji untuk "menentang posisi Rusia" jika "mendukung setan yang melakukan kejahatan" di Myanmar.