Bukan Barat, Negara Pimpinan Erdogan Ini yang Malah Bisa Tentukan Siapa yang Akan Menangkan Perang Ukraina, Apa Reaksi Rusia?

May N

Penulis

Drone Bayraktar TB2 dari Turki yang dimiliki Ukraina disebut bisa mengalahkan Rusia

Intisari - Online.com -Ilmuwan politikus Amerika Serikat di Stanford, Francis Fukuyama, menyebut Turki adalah negara yang akan menentukan permainan perang Ukraina.

Hal ini ternyata karena Ukraina baru saja membeli senjata mematikan dari Turki, drone Bayraktar TB2, yang disebut Fukuyama sebagai 'pengubah permainan'.

Namun Rusia segera menanggapi hal tersebut.

Mengutip Asia Times, Rusia mengatakan baru-baru ini mereka menembak 40 drone Turki itu walaupun hanya ada 1 unit sebagai bukti, di Suriah.

Baca Juga: Seisi Eropa Menahan Napas! Siapa SangkaVladimir Putin Sudah Ancang-ancang Akan Hancurkan Ukraina Jika NATO Sampai Berani Lakukan Hal Ini, 'Musuh Bisa Jadi Abu'

Rusia sendiri bertaruh melihat sistem pertahanan udara jangka pendek Pantsir yang telah tampak aksinya di Suriah dan Libya.

Sementara itu Turki mengunggulkan kemampuan Bayraktar dari keberhasilan Bayraktar di Nagorno-Karabakh, Libya dan Suriah, serta baru-baru ini di perang Tigray Ethiopia.

Lantas siapa yang benar?

Banyak yang berharap apakah Rusia bisa benar-benar melakukan serangan drone di wilayah Donbass di Ukraina.

Baca Juga: Terlanjur Bangga Punya Rudal S-400 yang Bisa Tangkal Serangan China dan Pakistan, India Harus Siap Kecewa Rudal Itu Tak Sehebat yang Digembar-gemborkan Rusia

Sejauh ini, telah ada setidaknya satu serangan Bayraktar yang berhasil.

Tentara Ukraina sendiri menghancurkan sebuah howitzer dengan drone Bayraktar buatan Turki.

Serangan drone dicurigai datang setelah seorang tentara Ukraina terbunuh oleh serangan howitzer D-30 122 mm dan lainnya terluka.

Tahun 2015, Pantsir-S dikirim ke wilayah Donbass, setidaknya secara sementara.

Baca Juga: Ukraina Makin Terpuruk,Inggris Mendadak Ogah Kirim Pasukan Untuk Membantu Ukraina Melawan Rusia, Vladimir PutinLangsung Kegirangan!

Kemudian senjata-senjata itu ditarik kembali ke Rusia.

Sementara Rusia telah menaruh unit-unit Pantsir di Krimea yang mereka caplok, sejauh ini Pantsir tidak bergerak lebih jauh ke wilayah Donbass, Ukraina timur.

Namun beberapa berpikir pengiriman Pantsir ke Donbass hanya tinggal menunggu waktu.

Pantsir-S adalah sistem pertahanan udara jarak pendek kurang dari 20 kilometer yang mengkombinasikan rudal pencegat 2 tahap dan meriam otomatis (2A38M, 30 mm).

Baca Juga: Bukan Sekutu dari Ukraina atau Rusia, Israel Bisa Rugi Besar Jika Rusia Lakukan Invasi Besar-besaran ke Ukraina, Kok Bisa?

Model aslinya, Pantsir-S1, telah ditingkatkan dengan radar dan elektronik yang lebih baik.

Model lebih terbaru telah dikenalkan dengan pasukan Rusia di Suriah.

Dilaporkan Rusia juga menambah sistem target elektrooptikal ke Pantsir, menyediakan sebuah alternatif jika radarnya rusak.

Masing-masing Pantsir membawa 12 rudal (tipe 57E6 atau 57E6-E ekspor).

Baca Juga: Makin Pepet Ukraina, Rusia Malah Kirim Pesawat Pembom Nuklir ke Wilayah Eropa Ini, Tujuannya Bikin Seluruh Dunia Panik,Apa Masalahnya?

Masing-masing rudal itu tersusun dari roket pendorong dan rudal itu sendiri, yang memiliki sebuah fragmentasi hulu ledak.

Panduan penerbangan disediakan seluruhnya oleh stasiun di darat.

Pasukan massal Rusia

Rusia telah mengumpulkan pasukan bertarung yang besar di sekitar Ukraina yang juga bisa melebar ke Belarusia.

Baca Juga: Konflik Rusia-Ukraina Makin Memanas, Negara Kuat Ini Blak-Blakan Bakal Kirim Pasukan Militernya Bantu Ukraina, Bisa Perang Besar Jika Terjadi ?

Ini merupakan serangan tentara modern yang memiliki kendaraan lapis baja besar, tentara kejut, dukungan rudal dan udara penuh dan pertahanan udara yang bergerak meliputi Pantsir dan pertahanan udara lainnya.

Laporan rahasia CIA memperkirakan jika pasukan Rusia saat semua terkumpul akan terdiri dari 100 kelompok taktis yang totalnya tersusun dari 175 ribu tentara.

Rusia juga menggerakkan tentara cadangan, sebuah langkah yang disebut langkah tidak biasa.

Meski begitu, Presiden Rusia Vladimir Putin juga khawatir terkait Bayraktar, seperti saat ia berbicara dengan Presiden Turki, Erdogan, mengenai penjualan ke Ukraina, menunjukkan jika Rusia kemungkinan akan menambah pasukan separatis Donbass alih-alih melakukan invasi militer skala penuh, atau setidaknya Putin ingin menjaga kedua pilihan itu.

Baca Juga: Wilayahnya Terus-Terusan Dipepet Rusia, Lantas Kemanakan Penduduk Ukraina yang Tinggal di Kawasan Perbatasan Rusia, Sudah Dihabisi Atau Pergi Mengungsi?

Melawan serangan Rusia yang berat, beberapa Bayraktar di Ukraina kemungkinan kecil saja bisa mengalahkan Rusia, bahkan jika mereka bertahan tidak kalah.

Namun jika konflik tetap seperti ini, dengan kenaikan mengerikan dari kedua belah pihak, kedatangan Pantsir dapat diperkirakan bisa melawan drone Bayraktar.

Namun apakah klaim Rusia mengenai Pantsir itu benar? Benarkah Pantsir pembunuh Bayraktar?

Pernyataan resmi Rusia menyebut Bayraktar adalah target yang mudah karena besar, terbang dengan lambat dan bisa dengan mudah dilacak.

Baca Juga: Seisi EropaMenahan Napas! Vladimir PutinSudah Mulai Lakukan InvasiPertama, Namun Bukan dengan Militer Tapi dengan Cara Licik Ini, Ukraina Langsung Panik!

Rusia juga menyebut jika operator 'rata-rata' yang menggunakan Pantsir bisa mengalahkan Bayraktar dengan mudah.

Bayraktar TB-2 adalah sebuah drone besar dengan lebar sayap melebihi F-16, jika F-16 sebesar 10.06 meter, maka lebar sayap Bayraktar mencapai 11.9 meter.

Bayraktar juga terbang dengan kecepatan 80 meter per jam, dan tidak punya kemampuan siluman.

Bukti kuat kemampuan Pantsir datang dari Suriah dan Libya, yang mana sebanyak 23 sistem Pantsir dikalahkan oleh drone Bayraktar.

Baca Juga: Pantas Barat Ketakutan Setengah Mati Saat Tahu Cara Rusia Caplok Semenanjung Krimea, Tak Disangka Rusia Gunakan Cara Rahasia Tanpa Kekerasan Ini Untuk Taklukkan Wilayah Itu

Artikel Terkait