Find Us On Social Media :

Seisi Eropa Menahan Napas! Rusia Ancam Jatuhkan Nuklir ke Seluruh Eropa Jika Tuntutannya Tidak Dipenuhi, Masih Beranikah Barat 'Pasang Badan' untuk Ukraina?

By Mentari DP, Rabu, 15 Desember 2021 | 14:30 WIB

Agresi Rusia terhadap Ukraina.

Intisari-Online.com - Ketegangan antara Rusia dan Barat telah meningkat secara dramatis dalam beberapa pekan terakhir.

Ketegangan itu meningkatnya agresi Rusia terhadap Ukraina.

Para pemimpin negara pun memberi peringatan kepada Rusia.

Baca Juga: Gawat! Ancaman Perang Rusia-Ukraina Rupanya Bisa Berubah Jadi Perang Nuklir, Vladimir Putin Ancam Gunakan Rudal Nuklir Jarak Menengah, Uni Eropa Bisa Lenyap Seketika

Salah satunya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa akan ada "konsekuensi signifikan" jika mereka menyerang Ukraina.

Tapi Rusia sepertinya tidak ambil pusing dengan peringatan itu.

Justru mereka malah semakin meningkat agresi yang luar biasa.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, mengatakan Moskow akan mengerahkan rudal nuklir jarak menengah (INF) di Eropa jika NATO memulai perang dengan mereka.

Rudal semacam ini memiliki jangkauan tertinggi 5.000 km dan dapat menghantam banyak ibu kota negara di Eropa jika dikerahkan dari Rusia.

Baca Juga: Pantas Ngotot Kembalikan Kejayaan Uni Soviet Sampai Nekat Invasi Ukraina, Ternyata Putin Pernah Banting Setir dari Agen KGB ke Profesi Ini Gara-gara Soviet Runtuh

INF sendiri sebenarnya dilarang pada tahun 1987 di bawah perjanjian yang ditandatangani antara Mikhail Gorbachev, mantan pemimpin Uni Soviet dan Presiden AS Ronald Reagan.

Tapi AS keluar dari perjanjian tersebut pada tahun 2019, dengan alasan Rusia melakukan pelanggaran.

Atau Rusia akan melawan secara militer jika NATO berusaha untuk memperluas kekuasannya ke timur.

"Akan ada konfrontasi. Kami tidak akan segan-segan menggunakan senjata yang sebelumnya dilarang," ucap Ryabkov seperti dilansir dari express.co.uk pada Rabu (15/12/2021).

Meski begitu, Rusia sekali lagi membantah bahwa mereka berencana untuk menyerang Ukraina.

Justru bukan Ukraina-lah target Rusia sebenarnya.

Rusia malah sebenarnya mengeluarkan ancaman kepada NATO dan sekutunya untuk mundur atau mengambil risiko eskalasi yang menakutkan.

Ini karena Kremlin tidak percaya dengan NATO.

Mereka mengatakan tidak ada rudal baru AS di Eropa. Tapi faktanya mereka bersiap menanggapi ancaman senjata Rusia dengan tanggapan rudal AS.

Pekan lalu, Presiden AS Joe Biden juga telah berbicara dengan Putin untuk memperingatkannya.

Ancamannya sama. Yaitu akan ada konsekuensi ekonomi yang belum pernah terjadi jika Rusia menyerang Ukraina.

Namun Putin dengan santai malah meminta jaminan bahwa NATO tidak akan diperluas untuk mencakup Ukraina.

Baca Juga: Tak Main-main! Media China Bocorkan Rencana Amerika Untuk Membela Taiwan Dipastikan Hanya Jadi Angin Saja, Pasalnya Amerika Akan Alami Konsekuensi Mengerikan Ini Jika Nekat Ikut Campur

 

Sikap santai Putin langsung membuat para menteri luar negeri G7 bertemu di Liverpool untuk membahas situasi tersebut.

Termasuk pasukan Rusia yang berkumpul di dekat perbatasan dengan Ukraina.

G7 akhirnya menyatakan siap 'pasang badan' membela Ukraina jika Rusia bergerak melawan negara tetangganya itu.

Uni Eropa juga mengumumkan akan menjatuhkan sanksi pada kontraktor militer Grup Wagner Rusia yang dituduh berusaha mengacaukan Ukraina.

Menurut intelijen AS, Rusia telah menempatkan sekitar 70.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina dan telah mulai merencanakan kemungkinan invasi pada awal tahun depan.

Moskow membantah sedang mempersiapkan invasi dan menuduh pemerintah di Kyiv memicu ketegangan di kawasan itu dengan mengerahkan senjata baru.

Rusia dan Ukraina sendiri  terlibat konflik sejak 2014 ketika pasukan Rusia mencaplok Semenanjung Krimea dan mendukung pemberontakan separatis di Ukraina timur.

Baca Juga: Konflik Rusia vs Ukraina Kian Memanas, 7 Negara Termaju di Dunia Ini Siap Bekingi Ukraina, Siapa Sangka Vladimir Putin Malah Lakukan Hal Tak Terduga Ini