Find Us On Social Media :

Hikayat Teror Terhadap Syi’i di Solo (Part 1)

By Wentina Magdalena, Kamis, 9 Desember 2021 | 10:25 WIB

Pada saat penyerangan terjadi, listrik rumah dan jalan di Pasar Kliwon padam.

Habibah dan Riana sama-sama memahami bahwa memeluk Syiah tidaklah mudah. Pemahaman ini juga mereka bekalkan kepada anak -anak mereka.

"Saya ajarkan mereka agar tidak ikut menghujat atau membenci. Mau ikut amalan Syiah oke, ndak apa-apa, yang penting Islam," tutur Habibah.

Keduanya mengaku pasrah atas kasus penyerangan itu dan berserah kepada Yang Maha Kuasa agar mendapat perlindungan.

"Aku anggap mereka ga kenal kami. Mereka hanya terprovokasi," kata Habibah. 

"Sejak 1994, saya pindah ke Solo bersama suami. Saya tidak pernah mengalami hal seperti ini." Timpal Riana.