Find Us On Social Media :

Hikayat Teror Terhadap Syi’i di Solo (Part 1)

By Wentina Magdalena, Kamis, 9 Desember 2021 | 10:25 WIB

Pada saat penyerangan terjadi, listrik rumah dan jalan di Pasar Kliwon padam.

Ia pernah mengalami kasus penyerangan pertama pada 2018 silam bersama Riana. 

Saat mengikuti pengajian 10 Muharram atau acara Asyura, tiba-tiba mereka mendengar teriakan massa.

Habibah mengaku tak habis pikir mengapa ucapan kotor seperti itu bisa keluar dari mulut golongan yang ia katakan seperti saudara.

"Kan sesama Islam. Harusnya mereka tahu tidak seharusnya seperti itu," ujarnya.

"Aku cuman pikir kasihan anak-anak perempuan kecil di dalam diteriakin begitu," kata Habibah.

Ada beberapa anak teman remaja yang mengalami ketakutan pasca penyerangan tahun 2018.

Itu yang membuat mereka tak ingin mengikuti pengajian lagi. Ada juga yang tak ambil pusing dengan itu.

Saat serangan itu, Riana melihat salah seorang dari massa naik ke atas sebuah pick-up dan menyampaikan orang yang menyudutkan Syi'i.

Dari pernyataan-pernyataan itu ia menilai banyak sekali pemahaman yang tidak benar tentang Syiah.

Riana menilai beberapa video yang beradar dan pemberitaan kasus itu menyudutkan para Syi'i. Kasus itu juga membuatnya tak dekat dengan keluarganya. Pertemuan keluarga juga tidak sehangat dulu.

"Mereka bilang, 'kamu buat malu'," ucap Riana.