Penulis
Intisari - Online.com -Barry Schoub, pakar kesehatan dari Afrika Selatan, mengatakan logis jika merebaknya HIV (Human Immunodeficiency Virus)di Afrika Selatan berkaitan dengan kemunculan varian baru virus Corona Sars-CoV-2.
Berbicara dengan Sky News, Prof Schoub juga menekankan kaitan varian ini dengan orang-orang yang tidak divaksin.
Mutasi varian Omicron bisa disebabkan oleh "sarang" virus bersembunyi di balik orang-orang tidak divaksin dan orang dengan kondisi imunosupresi (imun lemah).
Schoub yang merupakan kepala komite penasihat kementerian untuk vaksin Covid-19 Afrika Seltan menambahkan jika tingginya kasus HIV/AIDS di Afrika Selatan memiliki dampak ini.
Menurut Statista, 9 negara dengan kasus HIV sangat tinggi berada di selatan benua Afrika.
HIV atau Human Immunodeficiency Virus sendiri adalah virus yang melemahkan kekebalan tubuh manusia.
Orang yang terkena virus ini menjadi rentan terhadap infeksi dan mudah terkena tumor.
HIV menyebabkan penyakit bernama AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), yaitu gejala atau infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia.
HIV/AIDs masih menjadi momok karena tidak bisa sembuh dan saat ini terbukti jika imun Anda lemah maka Anda sangat mudah tertular Covid-19.
Mengutip laman livestrong.com, di tahun 2019 inilah 6 negara dengan jumlah penyintas HIV/AIDS terbanyak di dunia:
1. Swaziland dan Lesotho
Lesotho dan Swaziland adalah dua negara kecil di Afrika yang menjadi rumah bagi masing-masing 2 juta penderita HIV/AIDS.
Laporan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), di Swaziland dan Lesotho lebih dari 540 orang dari setiap 100 ribu orang meninggal tahun 2010 karena HIV/AIDS.
2. Afrika Selatan
Afrika Selatan menjadi rumah bagi lebih dari 53 juta orang, dan banyak dari mereka menderita HIV/AIDS.
Bahkan sebuah artikel yang terbit tahun 2015 mengatakan HIV/AIDS menjadi penyebab utama kematian warga di Afrika Selatan tahun 2013.
3. Zimbabwe
IHME melaporkan 318 dari setiap 100 ribu orang di Zimbabwe meninggal karena HIV/AIDS tahun 2010, yang meningkat menjadi 520 kematian akibat HIV dari setiap 100 ribu orang tahun 2013.
Penelitian bulan September 2014 menunjukkan HIV adalah penyebab utama kematian dan cacat pada tahun 2013 di Zimbabwe.
4. Malawi
Malawi juga ada di Afrika dengan penduduk di bawah 18 juta orang.
Angka kematiannya adalah sebesar 300 kematian per 100 ribu orang yang disebabkan karena HIV/AIDS tahun 2010 lalu.
Kemudian tahun 2013, HIV/AIDS menjadi penyebab utama kematian warga Malawi.
5. Mozambik
Masih dari Afrika, HIV/AIDS menjadi penyebab utama kematian warga Mozambik tahun 2013.
Sebanyak 280 orang per 100 ribu meninggal karena HIV/AIDS tahun 2010 lalu menurut IHME.
6. Zambia
Tahun 2010, Zambia mencatat 225 dari setiap 100 ribu orang meninggal karena HIV/AIDS, dan HIV/AIDS menjadi penyebab utama kematian pada tahun 2013.
Omicron dan HIV
Sementara itu, Omicron dengan 32 mutasi di protein puncaknya, pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan, walaupun kasus kini ditemukan di seluruh dunia termasuk dua di Inggris.
Profesor Schoub, penulis AIDS And HIV In Perspective yang sebelumnya menasihati WHO dalam beberapa program vaksin, mengatakan: "Ini adalah virus plastik, dengan kata lain virus ini akan bermutasi dengan cepat.
"Dan di bawah kondisi virus bermutasi, terutama di orang-orang dengan imunosupresi, dengan kata lain ketika mereka tidak lepas virus, sisa virus itu akan secara selektif mampu lepas dari sistem kekebalan dan menjadi lebih mudah menular.
"Sehingga kurasa hal ini karena di mana sumbernya adalah para orang-orang yang tidak divaksin karena mereka menjadi sarang virus dan juga jumlah besar orang-orang imun lemah atau imun lemah sebagian karena mereka tidak benar-benar bersih dari virus ketika terinfeksi."
Ketika ditanya apakah tingkat HIV di Afrika Selatan, yang mungkin menjadi bagian dari penyebab Omicron, Schoub mengatakan, "Mungkin demikian.
"Tampak logis jika seperti itu tapi tahukah Anda, ada banyak penyebab imunosupresi, tidak hanya karena orang yang hidup dengan HIV tanpa diobati.
"Orang-orang yang dirawat bukanlah masalah, imun mereka baik, seperti kita semua.
"Namun yang menjadi masalah adalah mereka yang tidak terawat, yang menjadi vektor."
Dr. Schoub menambahkan bahwa, sementara penelitian masih dilakukan dalam hal efektivitas vaksin melawan Omicron, "kita bisa optimis" jika suntikan vaksin akan melindungi melawan penyakit yang parah.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini