Intisari-Online.com - Sebagai salah satu kerajaan terbesar dan terkuat di Indonesia, tentu saja Kerajaan Majapahit memiliki senjata yang legendaris.
Namun karena Kerajaan Majapahit muncul ribuan tahun yang lalu, tentu saja senjata itu tidak secanggih seperti zaman modern.
Walau begitu, senjata-senjata miliki Majapahit tidak hanya soal tombak dan keris saja.
Ada juga senjata canggih yang luar biasa. Salah satunya Cetbang.
Apa itu Cetbang?
Semua itu berpusat pada sosok Gajah Mada, sang Mahapatih Majapahit ini begitu terobsesi menyatukan Nusantara.
Selain terkenal karena Sumpah Palapa dan kemampuannya dalam berperang, rupanya Gajah Mada juga sangat ahli di bidang persenjataan.
Ya, bahkan dia mengusai banyak teknik pembuatan senjata.
Karena kehebatannya itu maka terciptalah Cetbang sebagai senjata buatan Gajah Mada.
Apa kehebatannya?
Cetbang merupakan sebuah senapan.
Bukan senapan sembarang, malahan Cetbang mirip seperti bazooka yang akan meledak jika terselut api.
Gajah Mada memang senjata membuat Cetbang, sebuah senjata hebat selain kerisnya yang sakit.
Tapi tidak semua senjata-senjata itu diminat para Raja Majapahit.
Ada sejumlah Raja Majapahit yang tidak melirik senjata buatan Gajah Mada itu.
Namun nasib berkata lain ketika Tribuana Tunggaldewi menjadi Raja Majapahit. Dia mendukung Gajah Mada sepenuhnya.
Apalagi setelahnya Gajah Mada menjadi seorang Mahapahit. Maka kekuasaannya semakin besar.
Pada akhirnya, Gajah Mada diberi mandat untuk membuat Cetbang dalam jumlah banyak.
Tidak hanya jumlahnya yang banyak, tapi juga ukurannya yang beranekaragam. Ada yang panjangnya 1 meter. Ada juga yang 3 meter.
Panjang Cetbang nantinya disesuaikan apakah senjata itu akan dibawa oleh beberapa orang atau meletakkannya di kapal laut.
Setelah memasanngya di kapal laut, kemampuan Cetbang sangat mengagumkan.
Sebab Cetbang mampu menyerang kapal-kapal yang sengaja mau datang ke Majapahit tanpa izin.
Alhasil Cetbang mampu membuat bangsa Eropa agak ketakutan.
Sayangnya ketika Kerajaan Majapahit runtuh dan berubah menjadi Kerajaan Demak, keberadaan Cetbang juga mulai hilang.
Ini karenanya tidak ada orang yang mau mengembangkannya.