Disebut Sembrono dan Tak Tau Diri, Ternyata Diam-diam Rusia Tembakakn Rudal Militer untuk Hancurkan Satelit di Luar Angkasa Ini, Alasannya Bikin Amerika Marah Besar

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Intisari-Online.com - Tepat pada tanggal 15 November, Departemen Luar Negeri AS menuduh Rusia menembakkan roket langsung ke luar angkasa.

Tembakan itu dikabarkan sampai menghancurkan satelit di orbit hingga terpecah sampai 1.500 keping.

Angka tersebut mewakili puing pecahan yang cukup besar dan bisa dilacak, belum lagi puing-puing kecil yang tak terhitung jumlahnya.

Rombongan astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), termasuk astronot Amerika, harus mengungsi karena puing-puing tersebut melintasi orbit stasiun.

Baca Juga: Puluhan Ribu Tentara Rusia Disiagakan di Perbatasan Ukraina, AS Peringatkan Sekutu Eropa Tentang Serangan Sebenarnya Rusia di Ukraina

Lebih jauh, puing-puing juga mengancam astronot China di stasiun Tiangong.

“Tindakan Rusia yang berbahaya dan tidak bertanggung jawab membahayakan keberlanjutan jangka panjang luar angkasa."

"Ini jelas menunjukkan kemunafikan Rusia tak selaras dengan pernyataan persenjataan luar angkasanya."

"Amerika Serikat akan bekerja dengan sekutu dan mitra untuk menanggapi perilaku tidak bertanggung jawab ini," katanya.

Baca Juga: Polah Mencurigakan Rusia Diungkap Inggris, Usai Insiden Jatuhnya Pesawat Rahasia dan Canggih F-35, Rusia Terungkap Lakukan Tindakan Ini Dengan Peralatan Tempurnya

Melansir 24h.com.vn, Rabu (17/11/2021), direktur NASA Bill Nelson mengkritik penghancuran satelit oleh Rusia.

Dia menganggap tingkas Rusia ini sebagai tindakan "keterlaluan" dan "tidak masuk akal".

Menurut Popular Science, satelit yang dihancurkan adalah Kosmos-1408, diluncurkan oleh Uni Soviet ke luar angkasa pada tahun 1982.

Ini adalah satelit yang misinya mengumpulkan sinyal radio di Bumi, diklasifikasikan sebagai satelit mata-mata, dan dapat digunakan untuk keperluan militer.

Baca Juga: Memang Militer Rusia Jadi Salah Satu yang Terkuat di Dunia, Tapi Siapa Sangka RusiaKetar-ketir Lihat 2 Senjata Militer Inggris Ini, Sampai Blak-blakan Ungkapkan Fakta Ini

Dengan massa hingga 2 ton, Kosmos-1408 hancur hingga menciptakan awan puing raksasa.

Sebuah sumber dari Pentagon mengatakan bahwa Rusia menggunakan sistem rudal anti-satelit (ASAT) untuk menghancurkan objek di orbit.

Rusia saat ini sedang menguji sistem ASAT, yang disebut A-235 PL-19 Nudol, untuk menggantikan sistem A-135 yang sudah usang.

Sistem, yang dirancang untuk melindungi Moskow dari serangan nuklir oleh rudal balistik antarbenua, sekarang memiliki kemampuan tambahan untuk menembak jatuh satelit di orbit.

Baca Juga: 'Luka Spiritual Saya Tak Tertahankan,' Pencipta Senapan AK-47 Merasa Berdosa Atas Temuannya yang Juga Jadi Senjata Osama bin Laden

Rusia telah menguji rudal anti-satelit 10 kali, tetapi ini adalah pertama kalinya militer negara itu menembak jatuh satelit sungguhan.

Sistem A-235 dilengkapi dengan rudal yang kuat, yang dikatakan mampu menembak jatuh benda-benda di luar angkasa dengan ketinggian maksimum 800 km.

Satelit yang mengorbit, termasuk stasiun ruang angkasa ISS, saat ini mengorbit Bumi pada ketinggian lebih dari 400 km di atas tanah, yaitu dalam jangkauan roket Rusia.

Setelah ditembakkan, roket mencapai kecepatan lebih dari 20.000 km/jam dan dihitung untuk menargetkan satelit di ruang angkasa dalam garis lurus.

Baca Juga: Dikenal Musuh Bebuyutan, Inggris Kirim Ratusan Tentara Setelah Rusia Kepung Wilayah yang Sudah Lama Disengketakan Ini, Langsung Bikin Seantero Eropa Ketar-ketir

Menanggapi kritik AS, Kementerian Pertahanan Rusia menegaskan bahwa jatuhnya satelit tidak mengancam stasiun ruang angkasa ISS atau punsatelit terdekat.

“Peluncuran rudal anti-satelit itu sukses."

"Puing-puing tidak menimbulkan ancaman bagi kegiatan luar angkasa," kata Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.

(*)

Artikel Terkait