Jejak Kaki Manusia Berusia 120.000 Tahun di Arab 'Membantah' Teori yang Diyakini Para Ilmuwan Sebelumnya, Namun Kenapa Mereka Menghilang?

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

(Ilustrasi) Jejak Kaki Manusia Berusia 120.000 Tahun Ditemukan di Arab

Intisari-Online.com - Para ilmuwan, arkeolog, dan sejarawan mengetahui bahwa manusia ada sudah berada di benua Afrika ratusan ribu tahun yang lalu, tepatnya sekitar 300.000 tahun.

Tetapi yang masih kurang diketahui yakni kapan manusia melakukan perjalanan dari Afrika ke Arab.

Hal itu karena peninggalan fosilnya yang masih samar-samar.

Melansir The Vintage News, penemuan terbaru pada 2020 di dasar danau di Semenanjung Arab menawarkan petunjuk baru.

Baca Juga: Monster Buaya Purba Berumur 120 Juta Tahu yang Jadi Nenek Moyang Buaya Modern Ini 'Berjalan Tegak' dengan 2 Kaki?

Penemuan ini dapat menjadi petunjuk tentang kedatangannya, dan bagaimana manusia menyeberang ke Timur Tengah serta Eurasia.

Sebuah tim peneliti telah menyelidiki migrasi ini selama lebih dari satu dekade, dan Michael Petraglia, seorang arkeolog dari Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia, mengatakan perkembangan baru menunjukkan kehadiran manusia lebih awal dari yang diyakini sebelumnya.

“Ini adalah jejak kaki asli pertama di Arab,” katanya.

Jejak ini merupakan penemuan penting cerminan akurat dari siapa, dan apa, yang tinggal di daerah itu ribuan tahun yang lalu, jauh lebih cepat dari yang diperkirakan para ahli sebelumnya.

Baca Juga: 3 Fakta Titanoboa, Ular Purba yang Juga Ular Terbesar di Dunia

Rekan penelitian Petraglia, paleo-antropolog Kevin Hatala dari Chatham University di Pittsburgh, mencatat bahwa, “jejak kaki ini memberi kita gambaran unik tentang manusia yang hidup di daerah ini pada waktu yang sama dengan hewan."

"Asosiasi yang erat itulah yang sangat menarik bagi saya.”

Ratusan jejak kaki ditemukan di dasar danau.

Sebagian besar merupakan jejak hewan, keledai liar, unta, gajah, dan lainnya.

Baca Juga: Tampilannya Sangat Mengerikan, Inilah Titanoboa, Ular Purba Raksasa

Tetapi tujuh jejak lainnya merupakan jejak kaki manusia, kemungkinan Homo sapiens, bukan Neanderthal.

Para ahli telah lama mengetahui bahwa manusia meninggalkan Afrika dan menuju ke Yunani selatan dan daerah yang sekarang kita kenal sebagai Israel.

Dari sana, manusia mungkin melakukan perjalanan melalui Semenanjung Sinai, 'jembatan' daratan tunggal yang menghubungkan Afrika dengan bagian lain dunia.

Manusia kemudian melakukan perjalanan ke utara ke daerah Mediterania.

Baca Juga: Titanoboa, Ular Purba Seberat 1 Ton yang Bisa Telan Buaya Utuh-utuh

Apa yang sekarang masih samar-samar adalah ketika manusia menyeberangi Sinai dan menuju ke selatan, tiba di tempat yang kita kenal sekarang sebagai Arab Saudi.

Catatan fosil sebelumnya menunjukkan bahwa manusia datang ke wilayah ini sekitar 85.000 tahun yang lalu.

Tetapi penemuan jejak kaki baru-baru ini menunjukkan bahwa sebenarnya sudah jauh lebih awal.

Para ahli mengatakan sekitar 120.000 tahun yang lalu adalah perkiraan yang lebih tepat.

Gurun Nefud berjarak sekitar 500 kilometer tenggara Semenanjung Sinai.

Dan sementara gurun akan menjadi masalah yang tidak dapat diatasi bagi siapa pun yang mencoba untuk menyeberanginya, dulu gurun itu bukan sekadar selimut pasir.

Dulu, ribuan tahun yang lalu, daerah itu berumput, dan memiliki sumber air tawar – sungai dan danau.

Baca Juga: Hidup 420 Juta Tahun yang Lalu, Ikan Raksasa Zaman Dinosaurus Ini Masih Hidup di Madagaskar

Manusia purba dapat melintasi medan ini dengan lebih mudah saat itu.

Daerah itu bahkan memiliki curah hujan yang signifikan daripada sekarang.

Para ilmuwan, arkeolog, dan pakar lainnya mengakui bahwa penentuan spesies manusia yang meninggalkan jejak kaki ini sulit dipastikan dengan pasti.

Tapi mereka bersikeras bahwa itu hampir pasti Homo sapiens, karena mereka juga ada di tempat lain di daerah itu.

Tim juga percaya bahwa jejak binatang menunjukkan keberadaan manusia di dasar danau.

Namun, mereka dengan mudah mengakui bahwa mereka hanya bisa berspekulasi tentang alasan manusia menghilang dari wilayah tersebut.

Apakah manusia mati begitu saja?

Baca Juga: Selama Ini Jadi Misteri, Arkeolog Israel Kini Ungkap Alasan Mengapa Manusia Purba Membuat Lukisan di Gua yang Gelap Gulita, Siapa yang Akan Melihatnya?

Apakah dia pindah ke iklim yang lebih ramah saat cuaca mulai berubah dan berkembang?

Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini secara mutlak – belum.

Tetapi melanjutkan penelitian di wilayah tersebut, dan dengan asumsi masih ada lebih banyak catatan fosil yang harus ditemukan, cepat atau lambat semua pertanyaan tentang di mana – dan kapan tepatnya – manusia muncul di wilayah Timur Tengah ini suatu hari akan terpecahkan.

(*)

Artikel Terkait