Penulis
Intisari-Online.com - Ikan yang diyakini hidup pada zaman dinosaurus sekitar 420 juta tahun lalu dan diperkirakan punah telah ditemukan hidup-hidup di Samudra Hindia Barat di lepas pantai Madagaskar.
Dilansir dari Times Now News, Minggu (16/5/2021), ikan bernama coelacanth itu secara tidak sengaja ditemukan kembali oleh sekelompok pemburu hiu Afrika Selatan.
Ikan coelacanth ini juga dikenal sebagai ikan fosil berkaki empat.
Sementara menurut laporan Mongabay News, penemuan ini karena nelayan menggunakan jaring insang dalam ekspedisi perburuan hiu mereka.
Jaring laut dalam berteknologi tinggi itu diketahui mampu mencapai daerah tempat berkumpulnya coelacanth.
Habitat mereka biasanya berada di kedalaman sekitar 100-150 meter di bawah permukaan air.
Coelacanth lebih tua daripada dinosaurus tetapi mereka muncul kembali dari kepunahan pada tahun 1938.
Sejak itu, ini adalah contoh pertama ditemukannya ikan ini hidup-hidup.
Penemuan ini sontak mengejutkan para ilmuwan.
Mereka mampu mengidentifikasinya sebagai anggota spesies "Latimeria chalumnae" dengan delapan sirip, tubuh besar, dan pola tertentu pada sisiknya.
Sekarang, ilmuwan kelautan menyerukan penguatan tindakan konservasi untuk melindungi ikan.
Diyakini, penemuan kembali ikan tersebut dilakukan setelah permintaan minyak dan sirip hiu yang terus meningkat.
Permintaan tersebut telah meningkatkan penggunaan jaring insang, yang dapat menjangkau lautan lebih dalam daripada jaring ikan biasa.
“Ketika kami melihat lebih jauh, kami terkejut (dengan jumlah yang tertangkap)… meskipun belum ada proses proaktif di Madagaskar untuk memantau atau melestarikan coelacanth,” kata Andrew Cooke, penulis utama studi terbaru yang diterbitkan di Jurnal Sains Afrika Selatan.
Namun, jurnal tersebut mencatat bahwa ikan tersebut mungkin menghadapi ancaman baru untuk bertahan hidup.
Baca Juga: Profesor Ini Bongkar Misteri Monster Loch Ness, Jawabannya Mungkin akan Membuat Anda Kecewa
Hal itu lantarann meningkatnya perburuan hiu di perairan internasional.
“Jaring jarifa yang digunakan untuk menangkap hiu adalah inovasi yang relatif baru dan lebih mematikan karena ukurannya yang besar dan dapat dipasang di air dalam,” tulis para peneliti di koran.
(*)