Jangan Sesumbar Sudah Bebas dari Covid-19, Negara-negara Eropa Ini Catatkan Lonjakan Kasus Mengerikan Meskipun Warga Sudah Divaksin, Gelombang Ketiga Sudah Dimulai!

May N

Penulis

wHO kini khawatir dengan kasus covid-19 yang tengah terjadi di Eropa.

Intisari - Online.com -Eropa sedang mengalami lonjakan kasus infeksi virus Corona mencapai tingkat yang sudah tidak dilihat berbulan-bulan lamanya, memberi peringatan dan ketakutan jika benua itu bisa mengalami gelombang keempat dari pandemi Covid-19 di musim dingin ini.

Hans Kluge, kepala regional WHO, mengatakan kecepatan transmisi di sepanjang Eropa, dan juga Asia Tengah, adalah sebuah "kekhawatiran" menambahkan jika wilayah itu bergerak mundur menjadi "episentrum krisis kesehatan.

"Kini, satu-persatu negara di Eropa dan Asia Tengah sedang menghadapi ancaman nyata bangkitnya Covid-19, atau malah sedang melawannya," ujarnya dikutip dari ft.com.

5 November lalu, Jerman melaporkan 37.120 infeksi baru, peningkatan harian terbesar Jerman sejak dimulainya pandemi Covid-19.

Baca Juga: Mari Sungkem Sama Ibu-ibu dan Emak-emak yang Berhasil Selamatkan Ekonomi Indonesia di Tengah Covid-19! Presiden Jokowi Janjikan Ini untuk Mereka, Akankah Diwujudkan?

Tingkat keparahan penyebaran kini mencapai 169.9 per 100 ribu warga dalam tujuh hari, tingkat yang tidak pernah dilihat sejak puncak gelombang ketiga Covid-19 musim semi lalu.

Sementara itu jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di ICU Jerman kini tertinggi sejak Mei.

Ketakutannya adalah lonjakan kasus ini akan menempatkan sistem kesehatan Eropa di bawah standar setelah berbulan-bulan virus berhasil dikalahkan atau melemah dengan sendirinya.

Dari grafik yang didapat dari ft.com 5 November tersebut, menjelaskan kenaikan yang terjadi secara lonjakan ini disebut pakar terjadi karena cuaca dingin membuat warga meningkatkan menghabiskan waktu di dalam ruangan, di mana virus bisa menyebar dengan lebih mudah.

Baca Juga: Namanya Tak Terendus Dunia, Inilah Bougainville, Pulau di Pasifik yang Mati-matian Memperjuangkan Kemerdekaan dari Papua Nugini, Lihat CaraNegara Tetangga Kadali Warga Pulau Itu

Mereka juga menyebut abainya masyarakat atas ajakan vaksin dan melemahnya imunitas di antara mereka yang sudah diinokulasi.

Kenaikan kasus ini membuat Kanselir Angela Merkel mengutarakan kekhawatiran mendalam mengenai pandemi yang terjadi saat memasuki musim dingin.

Hal ini juga mengancam mengganggu pembicaraan koalisi yang dipimpin oleh Olaf Scholz untuk membentuk pemerintahan baru setelah Partai Demokrasi Sosialnya menang pada pemilihan nasional September lalu.

5 November lalu, Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn melaksanakan rapat dua hari dengan menkes 16 negara Eropa lain.

Baca Juga: Bikin Seisi Bumi Prihatin Gara-gara Kasus Covid-19 Kembali Menggila di Seluruh Dunia, Akhirnya Terkuak Cara Paling Efektif Menahan Laju Penyebaran, TernyataSesimple Ini

Vaksinasi Jerman telah meningkat beberapa bulan terakhir, dengan tingkat masih di bawah 67% yang sudah divaksin penuh.

Sebanyak 16 juta warga Jerman yang sudah layak mendapatkan suntikan Covid-19 memilih tidak disuntik, dan 3 juta dari warga Jerman berusia setidaknya 60 tahun.

Vaksinasi jauh lebih tinggi 10 kali lipat pada warga yang tidak divaksin.

Sementara itu Hungaria melaporkan 10.265 kasus Covid-19 baru Rabu (17 November 2021), jumlah penambahan kasus harian tertinggi sejak akhir Maret lalu, mengutip euobserver.com.

Baca Juga: Bak Kembali ke Awal Tahun 2020, Mendadak Covid-19 Merebak Seperti Saat Pertama Kali Muncul di Eropa,Banyak Negara LangsungLakukan Tindakan Ini

Pemerintah juga mengatakan jika 178 warga meninggal 24 jam sebelumnya dan sebanyak 5.852 penduduk masuk ke rumah sakit, denang 565 pasien menggunakan ventilator.

Kasus infeksi harian semakin mencapai puncak 11.265 yang dicapai selama gelombang ketiga pandemi di Eropa.

Dalam skenario terburuk, pandemi dapat menyebabkan kematian sebesar 300 ribu atau lebih jika kebijakan anti penularan diangkat dan orang-orang kembali ke kebiasaan lama mereka.

Mengutip penelitian yang dipublikasikan di Nature, pandemi dapat menuntun pada kasarannya satu juta warga yang masuk ke RS di Eropa, beberapa bahkan bisa menambah jumlah kematian.

Baca Juga: Selama Ini Jadi Misteri Terbesar Covid-19, Akhirnya Terkuak Sudah Pasien Zero, Alias Orang Pertama di Dunia yang Terinfeksi Virus Corona Dibocorkan Oleh WHO

Namun penulis penelitian mengatakan estimasi maksimal, artinya jika semua pembatasan diangkat dan kontak antar manusia sudah kembali ke tingkat pra-pandemi.

Henrik Salje, epidemiolog penyakit menular di University of Cambridge, Inggris mengatakan jika penemuan itu bisa menunjukkan ledakan kasus nantinya akan membuat gelombang keempat yang lebih parah di Eropa.

Serta warga harus berhati-hati karena semua orang di populasi akan terpapar, sebuah "skenario terburuk yang ekstrim."

Jika kondisi Eropa semakin buruk maka akan terjadi gelombang keempat dan ledakan kasus tersebut akan menular ke daerah-daerah lain yang kemudian akan mengalami gelombang ketiga.

Baca Juga: Bak Jilat Ludah Sendiri, Koar-Koar Sebuat Covid-19 Dari Laboratorium China, Amerika Malah Kepergok Simpan Ratusan Virus Mematikan yang Bisa Menjadi Bencana

Indonesia bisa mencegah ledakan kasus ini terjadi dengan melakukan tindakan pencegahan yang terukur yaitu dengan tidak melonggarkan pembatasan dan tetap batasi aktivitas warga.

Pemerintah juga harus menutup pintu perbatasan agar tidak ada turis asing masuk membawa virus ke Indonesia.

Masyarakat juga kami himbau untuk terus selalu mematuhi semua protokol kesehatan dan tidak abai atas urusan kesehatan bersama ini.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait