Adipati Arya Wiraraja kemudian menasehati Raden Wijaya untuk mengirim utusan dan bekerja sama dengan pasukan Mongol.
Raden Wijaya menawarkan bantuan dengan iming-iming harta rampasan perang dan putri-putri Jawa yang cantik.
Setelah dicapai, maka diseranglah Prabu Jayakatwang di Kediri yang kemudian dapat ditaklukkan dalam waktu yang kurang dari sebulan.
Setelah kekalahan Kediri, Jendral Shih Pi meminta janji putri-putri Jawa tersebut.
Baca Juga: Di Masa Majapahit Juga Sudah Dikenal Transmigrasi Bahkan Sampai ke Papua Sana, Ini Buktinya
Namun dengan kecerdikan Adipati Arya Wiraraja utusan Mongol dibawah pimpinan Jendral Kau Tsing diminta menjemput para putri tersebut di Desa Majapahit tanpa membawa senjata.
Hal dikarenakan permohonan para putri yang dijanjikan yang masih trauma dengan senjata dan peperangan yang sering kali terjadi.
Setelah pasukan Mongol Tar Tar masuk Desa Majapahit tanpa senjata, tiba-tiba gerbang desa ditutup dan pasukan Ronggolawe maupun Mpu Sora bertugas membantainya.
Hal ini diikuti oleh pengusiran pasukan Mongol Tar Tar baik di pelabuhan Ujung Galuh (Surabya) maupun di Kediri oleh pasukan Madura dan laskar Majapahit.
Dalam catatan sejarah, kekalahan pasukan Mongol Tar Tar ini merupakan kekalahan yang paling memalukan karena pasukan besar ini harus lari tercerai berai.
(*)