Miliki Jiwa Sosial yang Tinggi dan Tidak Semena-mena dengan Rakyatnya, Inilah Gambaran Kepahlawanan Raja Purnawarman dari Kerajaan Tertua di Indonesia, Cikal Bakal ‘Sunda’

K. Tatik Wardayati

Penulis

Intisari-Onilne.com – Merupakan Kerajaan tertua di Indonesia, raja terkenal dari Kerajaan Tarumanegara adalah Purnawarman.

Purnawarman merupakan raja ketiga Kerajaan Tarumanegara yang memerintah tahun 395-424 M.

Kerajaan Tarumanegara di bawah kekuasaan Raja Purnawarman ini mencapai puncak kejayaannya, rakyat dipimpin secara bijaksana dan negara ini berhasil menguasai 48 kerajaan daerah.

Purnawarman lahir pada 16 Maret 372 M, putra dari Maharaja Dharmayawarman (raja kedua Kerajaan Tarumanegara), dan cucu dari Jayasingawarman, pendiri Kerajaan Tarumanegara.

Baca Juga: Didirikan oleh Maharesi dari India dan Kuasai Hampir Seluruh Jawa Barat, Inilah Peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang Pada Puncak Kejayaan Rakyatnya Hidup Tenteram

Jayasingawarman merupakan menantu Sang Prabu Dewawarman VIII, raja terakhir Kerajaan Salakanagara yang beribu kota di Pandeglang, saat ini.

Purnawarman, dalam bahasa Sansekerta, berarti perisai yang sempurna.

Menjadi raja Kerajaan Tarumanegara pada 395 M, Purnawarman ketika itu berusia 23 tahun, yang kemudian membangun ibu kota kerajaan yang letaknya lebih dekat ke pantai.

Terjadi pada 397, kota itu diberi nama Sundapura, cikal-bakal kata ‘Sunda’ sekarang.

Purnawarman dikenal sebagai raja yang gagah berani, bijaksana, dan sangat memperhatikan kehidupan rakyaknya.

Baca Juga: Banjir Jakarta, Sejarah Mencatat 'Penyakit Tahunan' Ini Sudah Terjadi Bahkan Sejak Zaman Tarumanegara hingga Sekarang

Dia dijuluki Harimau Tarumanegara, oleh lawan-lawannya di medan perang, karena sosoknya yang perkasa dan tangkas.

48 kerajaan daerah yang dikuasai Tarumanegara dengan wilayah hampir seluruh Jawa Barat, mulai dari Banten, Jakarta, Bogor, dan Cirebon.

Dalam Prasasti Munjuldi Pandeglang ditunjukkan daerah kekuasaan Purnawarman membentang dari S. Salakanagara atau Rajatapura (di daerah Teluk Lada Pandeglang) sampai ke Purwalingga (sekarang Purbolinggo) di Jawa Tengah.

Prasasti Jambu menyebutkan bahwa baju perisai Raja Purnawarman tidak bisa ditembus senjata musuh, sehingga dengan gagah berani dia memimpin pasukannya.

Dari buku Ensiklopedi Kerajaan-kerajaan Nusantara dan Sejarah Daerah Jawa Barat, bertani menjadi mata pencaharian rakyat Kerajaan Tarumanegara, sehingga Purnawarman mendukung dan berusaha meningkatkan perekonomian rakyatnya.

Disebutkan, Raja Purnawarman memerintahkan penggalian sebuah kali untuk membuat saluran irigasi sehingga memperlancar pengairan sawaj juga pertanian rakyatnya.

Setelah selesai membangun saluran irigasi, Raja Purnawarman mengadakan selamatan dengan menghadiahkan 1.00 ekor sapi kepada kaum Brahmana.

Dalam memerintah Kerajaan Tarumanegara, Raja Purnawarman juga tidak bersifat semena-mena, bahkan membagi kerajaan-kerajaan daerah yang lebih kecil yang diperkenankan untuk mengurus pemerintahannya sendiri.

Dia juga menghormati para pangeran dan raja daerah di bawah kekuasaannya, inilah yang membuat Raja Purnawarman disebut sebagai panji segala raja.

Baca Juga: Terpantik Nafsu Raja yang Ingin Disembah Bak Tuhan, Inilah Perang Ganter, Titik Awal Lahirnya Wangsa Rajasa yang Kelak Kuasai Tanah Jawa Lewat Singasari dan Majapahit

Tak sampai di situ, Raja Purnawarman juga memiliki pikiran yang terbuka dan mau bekerja sama untuk pengembangan kerajaannya, ini terbukti dari hubungan diplomatik dengan China melalui perdagangan.

Perdagangan antara Kerajaan Tarumanegara dan China dilakukan melalui sungai-sungai besar.

Raja Purnawarman juga kerap mengirimkan utusannya ke negeri China sebagai tanda hubungan diplomasi antara keduanya.

Proyek perbaikan irigasi yang dilakukan oleh Raja Purnawarman dalam mensejahterakan rakyatnya, berdasarkan prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara, antara lain:

- Perbaikan irigasi Kali Gangga

- Perbaikan irigasi Kali Cupu

- Perbaikan irigasi Manukrawa/Cimanuk

- Penggalian Sungai Gomati sepanjang 12 km

- Penggalian Sungai Citarum

Baca Juga: Pilih Jalani Moksa Demi Lepas dari Putaran Reinkarnasi, 5 Jasad Tokoh Sakti nan Legendaris Nusantara Ini Hilang Tanpa Jejak Sama Sekali

Perbaikan dan penggalian tersebut dilakukan untuk menghindari bencana alam seperti banjir atau kekeringan pada musim kemarau.

Raja Purnawarman mangkat pada 24 November 434 M pada usia 62 tahun, kemudian dimakamkan di tepi Citarum.

Dari prasasti peninggalannya yang berisi perjuangan dan pencapaiannya, diketahui bahwa Purnawarman mengidentifikasikan dirinya dengan Dewa Wisnu.

Baca Juga: Bisa Menguasai Seluruh Nusantara Kecuali Kerajaan Pajajaran, Majapahit Ternyata punya 'Hubungan Darah' dengan Kerajaan Itu, Termasuk Pendirinya Berasal dari Pangeran Sunda yang Terbuang

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait