Pelenise Alofa, koordinator nasional Jaringan Aksi Iklim di Kiribati, telah mengatakan jika COP26 akan penting untuk masa depan negaranya.
Ia mengatakan meningkatnya permukaan air laut dan badai tropis parah yang semakin sering terjadi adalah bahaya bagi kehidupan dan kemampuan menciptakan makanan di Kiribati, negara dengan ketinggian paling rendah di dunia.
Menjelang KTT, ia mengatakan kepada reporter: "Sebagai seseorang tinggal di pulau-pulau di Kiribati, kerusakan dan kehilangan dari perubahan iklim adalah masalah permanen dalam hidup kami sehari-harinya sekarang," ujarnya dikutip dari Express.
"Ini bukan mengenai bencana sekali waktu. Ini adalah tentang meningkatnya permukaan air laut yang mengancam bisa menelan semua rumah-rumah kami."
Namun, peringatan mengenai tenggelamnya Kiribati dan pulau-pulau Pasifik lainnya bukanlah hal baru.
Banyak pihak menunjukkan betapa rapuh situasi Kiribati telah dibahas dalam KTT iklim sebelumnya.
Tahun 2017, pada pertemuan COP23, media Guardian berbicara kepada Erietera Aram, tokoh kampanye lokal di Kiribati.
Berbicara mengenai situasi kehidupannya, ia mengatakan: "Tempatku sangat kecil. Jika Anda berdiri di tengah, Anda bisa melihat air di kedua sisi.