Find Us On Social Media :

Polusi Makin Menggila Sebabkan Perubahan Iklim Secara Ekstrem, Terkuak Inilah Negara yang Disebut Bisa Lenyap dari Muka Bumi Disapu Tsunami Akibat Perubahan Iklim

By May N, Jumat, 5 November 2021 | 09:31 WIB

Anak-anak Marquesas, Samudera Pasifik.

Intisari - Online.com - Dampak kemanusiaan terhadap lingkungan menjadi agenda utama dalam pertemuan COP26 membahas perubahan iklim yang dikepalai Inggris di Glasgow.

Konferensi PBB 2 minggu tersebut melibatkan delegasi dari 200 negara, yang berusaha mengukuhkan perjanjian untuk menyelamatkan planet Bumi.

COP26 telah menciptakan perubahan besar, termasuk kemitraan antara AS dan Uni Eropa untuk menumbangkan emisi metan global.

Dalam perjanjian berikutnya, lebih dari 100 pemimpin dunia sepakat mengakhiri dan membalikkan deforestasi pada 2030.

Baca Juga: Sok-sokan Nasehati Negara Maju untuk Perangi Perubahan Iklim, Xi Jinping 'Lupa' China Penyumbang Emisi Karbon Terbesar di Dunia, Tapi Tak Lakukan Upaya Apapun untuk Menguranginya

Kesepakatan ini bertujuan melestarikan lebih banyak tumbuhan hijau di Bumi dan menyerap lebih banyak karbon dioksida dari atmosfer.

Metan dan karbon dioksida yang diproduksi oleh aktivitas manusia adalah dua gas rumah kaca (GRK) dan berkontribusi pada pemanasan global.

Pemanasan global melelehkan gletser dan lapisan es kutub, yang menjadi faktor-faktor yang berkontribusi pada peningkatan permukaan air laut.

Beberapa wilayah yang paling terkena dampak peningkatan permukaan air laut adalah negara-negara dengan ketinggian rendah di Samudra Pasifik, antara lain Kiribati, Tuvalu dan Kepulauan Marshall.

Baca Juga: Menggebu Ingin Industri Batubara Meroket Bersamaan dengan Komitmen Menghentikan Perubahan Iklim, Jokowi Dinilai Banyak Pakar Ingin Menggapai Target Tak Masuk Akal