Dilansir dari theguardian.com pada Senin (1/11/2021), anggaran tahunan Timor Leste mencapai 1,3 miliar Dollar AS sampai 1,4 miliar Dollar AS.
Dan lebih dari 90% berasal dari dana perminyakan.
Bahkan lebih dari 16.2 miliar Dollar AS cadangan kekayaan negara diambil dari ladang minyak dan gas Bayu-Undan.
Sayangnya, ladang minyak dan gas itu diduga akan berhenti berproduksi dalam beberapa tahun ke depan.
Perselisihan kepemilikan dengan Australia atas cadangan lebih lanjut di Laut Timor sedang dalam arbitrase di Den Haag.
Karena kekurangan dana, maka pemerintah mengatakan akan membuat undang-undang yang ketat seputar penggunaan dana perminyakan.
Tujuannya untuk memastikan stabilitasnya.
Walau begitu, nyatanya pemerintah Timor Leste jor-joran menggunakan anggaran dana untuk beberapa proyek yang tersebar di seluruh negara,
Misalnya hampir 500 juta Dollar AS dana publik telah dicurahkan ke jembatan Oecusse, bendungan irigasi, pelabuhan dan apa yang akan menjadi bandara internasional terbesar di Timor Leste.
Hal itu membuat para ahli bertanya 'apakah itu cara yang berani untuk mengatasi krisis ekonomi atau malah sembrono?'.
“Tidak ada pembangunan di seluruh dunia yang tanpa risiko,” kata mantan perdana menteri dan sekarang kepala proyek Oecusse, Mari Alkatiri.