93 Tahun Sumpah Pemuda: Kronologi dan Isi Teks Sumpah Pemuda 1928

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Sumpah Pemuda

Intisari-Online.com - Sejarah sumpah pemuda telah menjadi rekaman tersendiri bagi perjalanan bibit-bibit nasionalisme dan persatuan bangsa ini.

Pada peringatan93 tahun Sumpah Pemuda yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (28/10/2021),Jokowi berpesan agar pemuda Indonesia saling memberdayakan sehingga dapat mendukung kemajuan bangsa.

"Saya memahami bahwa tidak semua pemuda Indonesia mempunyai kesempatan untuk menikmati pendidikan tinggi."

"Memahami dunia yang penuh disrupsi, memahami dunia yang menuju ke mana, memahami perkembangan iptek terbaru," ujar Jokowi.

Baca Juga: Arti Sumpah Pemuda 1928 hingga Perdebatan Mengenai Bahasa Melayu yang Ada di Teks Asli Sumpah Pemuda

"Namun demikian, harus ada pemuda Indonesia yang lain, yang memberi tahu kepada yang belum tahu, yang meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kepada yang kurang, yang meningkatkan kesejahteraan kepada yang miskin, yang membuat semua anak Indonesia mempunyai kontribusi lebih besar kepada kemanusiaan dan kemajuan bangsa," ucap Jokowi.

Dia pun menekankan, saling memberdayakan merupakan esensi kepemimpinan.

Sejarah Sumpah Pemuda

Berlangsungnya kongres pemuda itu sendiri pastinya tak lepas dari rentetan kejadian-kejadian sebelumnya.

Paling tidak pada 20 Mei 1908 sudah dicetuskan sebuah pergerakan nasional bernama Budi Utomo.

Baca Juga:5 Kisah Unik di Balik Sumpah Pemuda, dari Naskah yang Ditulis Ulang Hingga Misteri Cinta WR Supratman

Kemudian pemikiran integrasi nasional ini juga menggelinding lewat terbentuknya organisasi pergerakan yang lain.

Nasionalisme Indonesia juga berkembang lewat sebuah kelompok mahasiswa yang belajar di negeri Belanda.

Negeri yang saat itu justru menjadi penjajah.

Lewat majalah bernama Indonesia Merdeka, perhimpunan itu menyatakan pikiran tentang perubahan nasib bangsa Indonesia.

Baca Juga:Bukan W.R. Supratman, Inilah Orang Pertama yang Melantunkan Lagu Indonesia Raya dalam Kongres Pemuda II

Sifat Kedaerahan

Dua organisasi yang baru muncul dan langsung memasuki gelanggang politik adalah Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPI) dan Jong Indonesia.

Kedua organisasi ini mempunyai peranan yang cukup banyak dalam mencetuskan Sumpah Pemuda kelak.

Sejumlah organisasi pemuda yang ada pun makin deras untuk mengarus ke arah persatuan.

Maklum, saat itu yang tumbuh adalah organisasi kepemudaan yang bersifat kedaerahan.

Para pelajar atau pemuda yang belajar di Jawa terwadahi oleh organisasi yang beraneka ragam.

Baca Juga:Sumpah Pemuda, Momentum Bersatunya para Pemuda untuk Berjuang Bersama Menuju Indonesia Merdeka

Sebutlah seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong WVinahasa, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Bataks Bond, SekarRukun, Pemuda Kaum Betawi, dan JongTimoreesch Verbond.

Bukan hanya itu. Ada juga klab studi, seperti Indonesisch Studieclub, Algemeene Studieclub.

Ada pula perkumpulan yang berdasarkan agama atau ideologi, misalnya Jong Islamieten Bond, dan Pergerakan Pemuda berdasarkan Nasional Indonesia.

Gagasan fusi (peleburan) dari beragam organisasi itulah yang kemudian melahirkan "Kerapatan Besar" pemuda yang lebih kita kenal sebagai Kongres Pemuda I.

Baca Juga:Cerita Pelaku Sumpah Pemuda yang Rumahnya Digeledah Gara-gara Pasang Bendera Merah Putih

Tujuan kongres yang dipimpin oleh Mohammad Tabrani (dari Jong Java) itu antara lain adalah membina pernumpulan pemuda yang tunggal.

Maksudnya, dari sanalah akan dimajukan faham persatuan dan kebangsaan.

Gila juga. Mengapa? Usia mereka kala itu 21-30 tahun.

Sehingga, predikat mereka memanglah benar-benar pemuda asli.

Kongres tersebut berisikan dan menyuarakan cita-cita persatuan Indonesia, tapi perumusannya belum jelas.

Kemudian pada 23 April 1927, sejumlah Jong berkumpul untuk membahas kembali.

Di sana berhasil dirumuskan dasar-dasar pikiran yang sama.

Baca Juga:Teks Sumpah Pemuda Asli, Dibawa dari Kongres Pemuda I ke Kongres Pemuda II, Bagian Ini yang Diubah

Antara lain ialah bahwa citacita Indonesia Merdeka harus menjadi cita-cita semua putra Indonesia.Pikiran-pikiran itu mengkristal, hingga muncul keinginan yang sama untuk membuat kongres pemuda yang kedua.

Susunan panitia kongres pun dibentuk.

Hari pertama kongres, dilangsungkan malam minggu, 27 Oktober dari pukul 19.30 hingga 23.30 di gedung Katholieke Jongenlingen Bond Waterloopein (belakang Katedral).

Hari kedua, dilakukan pagi hingga malam.

Pagi di Oost Java Bioscoop, Koningsplein Noord (Medan Merdeka Utara 14, sudah dibongkar).

Sementara malam hari digelar di Indonesische Clubgebouw.

Yang hadir dalam kongres kedua kali ini memang lebih banyak, sekitar 750 orang.

Adalah Sugondo Djojopuspito yang akhirnya membacakan rumusan keputusan kongres.

Suratkabar Pemoeda Soematra kemudian menyebar luaskan secara lengkap hasilnya.

Baca Juga:Sejarah Sumpah Pemuda 1928: Langkah Nyata Kumpulan Pemuda Idealis nan Utopis

Di tiap peringatan Hari Sumpah Pemuda, ikrar (demikianlah sebetulnya ia disebut) hingga berubah menjadi 'sumpah' itu berkumandang kembali.

Berikut teks Sumpah Pemuda 1928:

"Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah yang satoe, tanah Indonesia.

Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa yang satoe, Bangsa Indonesia.

Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia."

(*)

Artikel Terkait