Penulis
Intisari-Online.com- Teks Sumpah Pemuda asli awalnya berasal dari Kongres Pemuda I (1926) yang dalam waktu dua tahun kedepan tepatnya pada 1928 menjadi Sumpah Pemuda seperti yang kita kenal sekarang ini.
Patut diketahui bahwa saat masih dijajah oleh Belanda, negara kita disebut sebagai Hindia Belanda.
Pada 1915-1921, yang menjadi Gubernur Jenderal ialah Van Limburg Stirrum.
la terkenal dengan janjinya yang disebut Janji November (November Belofte).
Baca Juga : Ratu Elisabeth II Tidak Boleh Pidato Tanpa Teks, Memangnya Kenapa?
Janji itu berisi bahwa Indonesia akan diberi kemerdekaan, namun itu hanyalah janji kosong belaka.
Sehingga, seiring tumbuhnya kesadaran di kalangan cendekia kita, mulai bermunculan perkumpulan-perkumpulan yang menjawab kekecewaan janji palsu tersebut.
Menurut mereka, Belanda tidak akan melepaskan Indonesia dengan sukarela.
Bangsa Indonesia sendiri yang harus berjuang mencapai kemerdekaan dan melemparkan penjajah dari Indonesia.
Baca Juga : Waduh, Malaysia Buang 3.000 Ton Makanan Layak Makan Setiap Hari, Indonesia Malah Lebih Parah!
Syarat utama untuk suksesnya perjuangan kemerdekaan adalah persatuan bangsa.
Mereka menemukan hal tersebut dalam tulisan-tulisan yang dimuat di majalah Indonesia Merdeka.
Majalah ini dilarang beredar di Indonesia.
Tetapi para pemuda kita berhasil menyelundupkannya ke tanah air kita.
Baca Juga : Sejarah Sumpah Pemuda 1928: Langkah Nyata Kumpulan Pemuda Idealis nan Utopis
Cita-cita persatuan yang didengung-dengungkan Perhimpunan Indonesia ternyata mempengaruhi perkumpulan pemuda yang waktu itu masih bersifat kedaerahan.
Ada Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes dari Sulawesi, Jong Bataks Bond, Sekar Rukun dari Sunda dan sebagainya.
KONGRES PEMUDA INDONESIA PERTAMA
Dalam Kongres Pemuda Indonesia I (1926) ini juga terdapat suatu panitia perumus.
Baca Juga : Tokoh Sumpah Pemuda 1928: Belajar Biola Diam-diam Hingga Kondang Ciptakan 'Indonesia Raya'
Tugasnya adalah menyusun usul keputusan kongres, yang akhirnya menghasilkan teks Sumpah Pemuda asli.
Anggotanya terdiri dari Djamaludin, Sanusi Pane, M. Tabrani, dan Moh. Yamin.
Usul keputusan yang menjadi bunyi dari teks sumpah pemuda asli ini dirumuskan Moh. Yamin sebagai berikut:
"Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempahdarah yang satoe, tanah Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa yang satoe,bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasapersatuan, bahasa Melayoe."
Baca Juga : Tokopedia Dikabarkan Pecat Puluhan Karyawannya, Diduga Inilah Penyebab yang Melatar Belakanginya
PERDEBATAN TENTANG BAHASA MELAYU
Namun, teks sumpah pemuda asli atau rumusan yang kemudian disebut sebagai 'ikrar' untuk kemudian diubah menjadi 'sumpah' ini menimbulkan perdebatan.
M. Tabrani berkeberatan dengan alinea ketiga, yaitu Bahasa Melayu.
Menurutnya, Melayu sebaiknya diganti dengan Indonesia sehingga seluruh rumusanmencantumkan nama Indonesia pada bagian akhirnya.
Perdebatan itu pun tak ayal menimbulkan perubahan pada bunyi sumpah pemuda yang asli tersebut.
Meski begitu, awalnya tidak ada kesepakatan mengenai perubahan rumusan itu.
Sehingga, usul keputusan rumusan Moh. Yamin diajukan lagi pada Kongres Pemuda Indonesia II.
Kongres berlangsung dari 27-28 Oktober 1928 di Jakarta.
Baca Juga : 7 Desa IniTersembunyi di Tempat yang Sulit Dibayangkan, Salah Satunya Ada di Kawah Gunung Berapi
Hasilnya, bunyi sumpah pemuda yang asli berubah sebagai berikut:
"Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah yang satoe, tanah Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa yang satoe, Bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia."