Intisari-Online.com- Sejarah Sumpah Pemuda 1928 haruslah diingat selalu sebagai tonggak sejarah perwujudan nasionalisme bangsa Indonesia.
Sumpah Pemuda sendiri merupakan hasil dari Kongres Pemuda II yang didahului oleh Kongres Pemuda I dua tahun sebelumnya.
Kongres Pemuda I (1926) menghasilkan sebuah putusan yang dirumuskan oleh Moh. Yamin.
Rumusan inilah yang nantinya disebut sebagai Sumpah Pemuda, dengan bunyi asli:
Baca Juga : Ratu Elisabeth II Tidak Boleh Pidato Tanpa Teks, Memangnya Kenapa?
"Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempahdarah yang satoe, tanah Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa yang satoe,bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasapersatuan, bahasa Melayoe."
Hasil putusan Kongres Pemuda I tetap bergelora terus.
Baca Juga : Tepat di Hari Ulang Tahunnya, Pria ini Lolos dari Maut Setelah 'Diberondong' 7 Peluru
Situasi pemerintah Hindia Belanda di bawah pimpinan Gubernur Jendral Jhr Mr. A.E.D. de Graeff kelihatan morat-marit.
Kejadian ini ditambah lagi dengan adanya depresi ekonomi di dunia yang juga melanda Indonesia.
Akibatnya pemerintah Hindia Belanda mengadakan pemecatan besar-besaran yang akhirnya menimbulkan banyak pengangguran.
Suasanajadi tambah muram ketika pada tanggal 16 Desember 1927 pemerintah Hindia Belanda menangkap dan mengasingkan Dr. Tjipto Mangunkusumo ke Banda.
Baca Juga : Timnas Indonesia U-19 Lolos ke Perempat Final Piala Asia U-19, Inilah 'Raja' Piala Asia Sepanjang Sejarah
pto Mangunkusumo ke Banda. Dr. Tjipto dituduh menghasut rakyat dan tuduhan itu sebenarnya tidak beralasan sama sekali.
Banyak yang protes atas penangkapan Dr. Tjipto.
Sehari sesudah penangkapan itu, didirikan Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia.
Yang menjadi anggota pemufakatan itu ialah Partai Nasional Indonesia, Partai Sarikat Islam, Algemeene Studieclub, Budi Utomo, Pasundan, Sarekat Sumatra, Kaum Betawi, Perserikatan Celebes dan beberapa perkumpulan lain. Pemufakatan itu mengadakan kongres pertama di Surabaya dari tanggal 30 Agustus sampai tanggal 2 September 1928.
Kongres itu mengambil mosi yang sangat penting:
"Pergerakan rakyat Indonesia harus bersatu padu untuk mewujudkan cita-cita nasional."
Ya. Keadaan telah matang untuk menciptakan persatuan.
Persatuan yang diidamkan sudah tiba, sudah tercapai yang akhirnya terbukti pada 1928.
Dengan berkumpulnya para pemuda idealis utopis pada waktu itu yang memiliki cita-cita tinggi.
Langkah panjang sudah ditempuh, persiapan sudah juga dijalankan.
Selanjutnya Kongres Pemuda II perlu diadakan.
Kongres Pemuda II
Kongres Pemuda II memang terlaksana dan dihadiri wakil dari organisasi pemuda seluruh Indonesia.
Baca Juga : Jika Kaki Sering Bengkak, Bisa Jadi Itu Peringatan Serangan Jantung, Ini Penjelasannya!
Banyak pula berdatangan tokoh-tokoh partai politik dan tidak ketinggalan wakil dari pers, baik wakil pers Indonesia maupun Tionghoa.
Kongres berlangsung dari 27-28 Oktober 1928 di Jakarta.
Atas beberapa pertimbangan setelah perdebatan, bunyi sumpah pemuda yang asli pun diubah sebagai berikut:
"Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah yang satoe, tanah Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa yang satoe, Bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia."