Find Us On Social Media :

5 Kisah Unik di Balik Sumpah Pemuda, dari Naskah yang Ditulis Ulang Hingga Misteri Cinta WR Supratman

By Intisari Online, Minggu, 28 Oktober 2018 | 09:30 WIB

Intisari-Online.com - Dalam buku sejarah kita masih ingat soal Jong Ambon, Jong Java, Jong Sumatra, Jong Celebes.

Ya, sifat anak muda di zaman kapan pun suka berkumpul.

Hanya beda cara dan isi pembicaraan saat kumpul-kumpul itu.

Dulu ramai saling berkata-kata, kini (mungkin) diam saling senyum simpul sendiri menatap layar ponsel.

Baca Juga : Sumpah Pemuda, Momentum Bersatunya para Pemuda untuk Berjuang Bersama Menuju Indonesia Merdeka

Usia mereka masih belia. Masuk 20-an. Bahkan ada yang masih di bawah 18 tahun. Latar belakang mereka berbeda-beda.

Mereka mengobrol bisa dalam bahasa Belanda karena mengenyam pendidikan Belanda, bahasa daerah masing-masing, atau bahasa Melayu - bahasa pergaulan masa itu.

Dipicu oleh gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa Indonesia di Belanda - antara lain Muhammad Hatta - yang menelurkan Manifesto Politik pada 1925, para pemuda di Hindia Belanda pun mulai berbicara soal kemerdekaan, persamaan, dan persaudaraan di antara sesama warga jajahan.

Baca Juga : Cerita Pelaku Sumpah Pemuda yang Rumahnya Digeledah Gara-gara Pasang Bendera Merah Putih

Sekat-sekat kedaerahan mulai dikikis

Tanggal 30 April – 2 Mei 1926 diadakan Kongres I Pemuda Indonesia di Jakarta. Beberapa kali pidato tentang pentingnya Indonesia bersatu bergaung di sini.

Disampaikan pula tentang upaya-upaya memperkuat rasa persatuan yang harus tumbuh di atas kepentingan golongan, bahasa, dan agama.

Selanjutnya, dibicarakan juga tentang kemungkinan bahasa dan kesusastraan Indonesia kelak di kemudian hari.