Beda Nasib dengan Samurai, Menjadi Ronin di Era Jepang Feodal Sungguh Tak Terhormat hingga Dianggap Setara dengan Ini di Masa Modern

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

(Ilustrasi) Samurai dan dua Ronin

Intisari-Online.com - Ronin biasanya berarti seorang pengembara.

Seorang ronin mengacu pada seorang prajurit samurai di Jepang kuno yang tidak memiliki tuan.

Di Jepang feodal, menjadi seorang prajurit samurai adalah lambang kesatria dan kehormatan.

Ada berbagai cara bagi seorang prajurit samurai untuk menjadi seorang ronin.

Salah satu caranya adalah ketika tuan kesatria itu mati entah dibunuh, kalah perang, atau bunuh diri.

Baca Juga: 47 Ronin: Kisah Harga Diri 47 Ronin yang Punya Dendam Kesumat Paling Dramatis Sepanjang Sejarah Jepang, Akhiri Hidup dengan 'Potong Perut' Bersama

Pada saat yang sama, ketika tuan prajurit lengser dari kekuasaan atau kalah dalam pertempuran, para prajurit juga kehilangan perlindungan.

Seorang prajurit samurai tanpa tuan dianggap memalukan karena setara dengan pengangguran di era modern saat ini.

Jadi, menjadi ronin di masa Jepang feodal memberikan rasa kegagalan luar biasa.

Salah satu alasan tidak terhormatnya menjadi seorang ronin adalah status mereka yang rendah di masyarakat.

Baca Juga: Temui Miyamoto Musashi, Samurai Terbesar Jepang Sepanjang Masa yang Legendaris dengan Gaya Dua Pedangnya, Usia 13 Tahun Sudah 'Cabe Rawit'

Di Jepang feodal, ronin dianggap sebagai orang gagal tanpa kehormatan.

Menurut Kode Samurai, ketika samurai kehilangan tuannya, mereka harus menunjukkan rasa hormat dengan melakukan bunuh diri hara-kiri.

Metode hara-kiri, juga dikenal sebagai Seppuku, adalah ritual di mana samurai akan bunuh diri dengan menggunakan pisau pendek untuk mengeluarkan isi perutnya.

Cara ini dilakukan dengan menusukkan pisau ke perut, mengiris dari kiri ke kanan, dan kemudian memutarnya ke atas menembus tenggorokan mereka.

Baca Juga: Bingung Bedanya Ninja, Samurai, bahkan Ronin? Simak Penjelasan tentang Prajurit Tradisional Jepang yang Lengkap Ini

Ritual ini dibuat untuk prajurit samurai guna menunjukkan kehormatan kepada tuan mereka yang telah meninggal.

Namun, beberapa prajurit gagal melakukan upacara tersebut, dan kegagalan mereka membuatnya dianggap sebagai pengecut.

Namun, 'kepengecutan' ini menjadi pengecualian bagi '47 ronin.'

47 ronin merupakan 47 samurai setia penguasa Ako, yang dendamnya paling dramatis dalam sejarah Jepang.

Baca Juga: Lebih Biarkan Seni Ninja Mati Bersamanya, Ninja Terakhir Jepang Ini Ceritakan Semua Keterampilan Mematikan Saat Latihan Ninja, Termasuk Dengarkan Suara Jarum Jatuh

Mereka memilihtetap hidup untuk membalas kematian tuan mereka.

Setelah mereka menyelesaikan balas dendam mereka, barulah empat puluh tujuh ronin bunuh diri sepertiaturan Kode Samurai.

Meskipun tindakan mereka melanggar hukum, mereka dianggap sebagai perwujudan kesetiaan dan pelayanan kepada tuan penebang mereka.

(*)

Artikel Terkait