Find Us On Social Media :

'Kompori' Negara ASEAN untuk Depak Myanmar dari KTT, Terkuak Alasan Jokowi Pilih Sikap Tegas, Merasa Tak Dihormati Usai Junta Militer Lakukan Ini

By Tatik Ariyani, Rabu, 20 Oktober 2021 | 13:18 WIB

Min Aung Hlaing, pemimpin kudeta militer Myanmar

Intisari-Online.com - Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Singapura mengambil sikap yang lebih keras terhadap pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing dengan memutuskan untuk mengecualikannya dari KTT regional bulan ini.

Para menteri Asia Tenggara terbagi antara berpegang teguh pada tradisi non-intervensi dan kebutuhan untuk mempertahankan kredibilitas dengan memberikan sanksi kepada pemimpin kudeta Myanmar tersebut.

Pada akhirnya, ketua Brunei, dengan dukungan mayoritas, memilih untuk mencegahnya menghadiri KTT virtual para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang ditetapkan pada 26 hingga 28 Oktober, dan sebaliknya mengundang "perwakilan non-politik" dari Myanmar.

Keputusan itu melanggar kebijakan keterlibatan dan non-intervensi ASEAN selama puluhan tahun dalam urusan negara-negara anggota.

Baca Juga: Seantero Dunia Taunya China Cuma Konflik dengan Taiwan, Nyatanya Negeri Panda Punya Sengketa dengan Negara-Negara Ini, Ada 14 Negara Mepet China Mana yang Paling Bikin Sakit Kepala?

"Suasana pertemuan tidak pernah lebih tegang," kata salah satu orang yang mengetahui diskusi tersebut.

"Jika Anda bertanya kepada saya apakah ASEAN akan melakukan hal seperti ini setahun yang lalu, saya akan mengatakan itu tidak akan pernah terjadi," kata seorang diplomat regional. "ASEAN berubah."

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mengatakan di Twitter bahwa hasil pertemuan hari Jumat adalah "keputusan yang sulit tetapi perlu untuk menegakkan kredibilitas ASEAN".

Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin mengatakan sebelum pertemuan bahwa ASEAN tidak bisa lagi mengambil sikap netral terhadap Myanmar.

Baca Juga: Pantas Saja Nasibnya Terombang-ambing, PBB Saja Kebingungan Menentukan Siapa yang Berhak Jadi Pemimpin Myanmar, Ternyata Menurut PBB Tidak Ada yang Cakap Memimpin Myanmar