Find Us On Social Media :

Bukan Cuma Bikin Jasad para Firaun 'Abadi', Piramida Juga Bisa Bikin Sampah dan Bangkai Binatang Tak Bisa Membusuk, Kok Bisa?

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 24 Oktober 2021 | 13:32 WIB

Piramida Bikin Jasad para Firaun 'Abadi'

Ion adalah atom yang bermuatan negatif atau positif. Atom tersusun dari netron yang bermuatan netral, proton yang bermuatan positif, dan elektron yang bermuatan negatif.

Netron dan proton terdapat pada bagian tengah yang merupakan inti atom, sedangkan elektron berputar mengelilingi inti atom pada tempat orbitnya (tingkat energi).

Jumlah muatan positif dan negatif pada atom adalah sebanding, sehingga atom tidak memiliki muatan.

Namun, karena sesuatu sebab, beberapa elektron dapat meninggalkan atom (elektron ini disebut elektron bebas).

Jika atom kehilangan elektron bebas, ia berubah menjadi ion positif. Sebaliknya, akan menjadi ion negatif jika ia menerima elektron bebas.

Baca Juga: Pantas Saja Mumi Firaun Tutankhamun 'Abadi' hingga Ribuan Tahun hingga Bikin Ilmuwan Bingung, Terkuak Rahasia Besar Formula Mumifikasi Mesir yang Mengejutkan Ini

Ion-ion ini tidak stabil sehingga cenderung mencari gandengan untuk berikatan. Nah, kecenderungan untuk berikatan inilah yang menjelaskan mengapa ayam pada kelompok pertama tetap sehat, sedangkan kelompok kedua almarhum semua.

Ion negatif di kelompok pertama berikatan dengan bakteri di udara yang cenderung bersifat positif.

Ikatan yang dibentuk ini mengakibatkan matinya bakteri-bakteri dalam udara sehingga ayam tetap sehat. Dengan arti lain, ion negatif dapat membunuh dan menghentikan aktivitas bakteri.

Kekuatan magnet

Menurut seorang profesor dari Fakultas Kedokteran Universitas Tokyo, berdasar teori efek Leonard, ion negatif banyak  dihasilkan di tempat air memancar dan bertabrakan seperti di sekitar air terjun (sekitar 10.000 - 14.000 buah/cm3), air mancur (sekitar 4.000 buah/cm3), sungai (400 buah/cm3).

Pada tempat-tempat itu terjadi tabrakan antara molekul air (H2O) dengan molekul air lainnya, yang mengakibatkan lepasnya elektron menjadi elektron bebas.  

Elektron bebas ini akan berikatan dengan molekul di udara (O2 dan CO2) menjadi ion negatif.

Kembali ke kasus di piramida, ternyata kondisi ini pun tidak dapat dijumpai dalam piramida yang selalu dalam kondisi kering dengan kelembapan tetap.

Baca Juga: Tak Terpecahkan Menjadi Misteri Sepanjang Sejarah, Teka-teki Penyebab Kematian Cleopatra Coba Dibongkar Para Ilmuwan, Benarkah Firaun Terakhir Mesir Bunuh Diri dengan Ular?

Hal penting yang ditemukan hanyalah besar kekuatan magnet di dalam ruang raja empat kali lebih besar dibandingkan dengan yang di luar piramida.

Sementara besar kekuatan magnet di bagian tembok dua kali bagian tengah. Dengan kata lain, kekuatan magnet di tembok piramida delapan kali kekuatan magnet di luar piramida.

Dari hasil penelitian, tembok di ruang raja tersusun dari batu granit yang banyak mengandung magnet.

Magnet itulah kunci rahasianya. Berdasarkan teori gaya Loreritz, didekatkannya kekuatan magnet pada elektron yang dialirkan dari elektrode negatif ke elektrode positif akan mengakibatkan elektron berubah arah menjauhi gaya magnet tersebut.

Jadi, kekuatan magnet dapat membuat elektron dalam atom atau molekul terlepas menjadi elektron bebas, yang kemudian berpindah pada atom lain untuk menghasilkan ion negatif.

Nah, penelitian itu kemudian menyimpulkan bahwa kekuatan magnet pada batu di ruang raja mengakibatkan lepasnya elektron dari atom atau molekul di udara sekitar tembok.

Elektron bebas itu kemudian berikatan dengan atom lainnya untuk membentuk ion negatif.

Ion negatif inilah yang mengikat bakteri dan membunuhnya. Bakteri pun tak berkutik untuk melakukan pembusukan, sehingga sampan dan bangkai hanya mengering.

(*)