Find Us On Social Media :

Kisah Tragis Putri Ka'iulani Memperjuangkan Kerajaan Terakhir Hawaii, Kematiannya di Usia 23 Tahun Terasa Seperti Pukulan Palu Godam Bagi Semua Orang

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 14 Oktober 2021 | 14:41 WIB

Dia dan ayahnya, bersama dengan elit Honolulu lainnya, menawarkan sambutan hangat kepada pasukan Amerika ketika perang mereka melawan Spanyol akhirnya pecah pada bulan April 1898.

Di Washington, penerus Cleveland, William McKinley, meyakinkan Kongres untuk menyetujui pencaplokan Republik Hawaii dengan alasan bahwa pulau-pulau itu penting untuk menguasai Pasifik.

Tanpa kerajaan untuk memerintah, Ka'iulani terombang-ambing, dan situasi keuangan keluarganya yang memburuk mengancam membuatnya tidak punya uang.

Setelah melewati badai hujan tanpa mengenakan mantel, dia jatuh sakit dan semakin lemah.

Baca Juga: Saking Bengisnya hingga Dirikan Penjara 'Neraka Ashoka', Akhir Hidup Raja Ashoka yang Bunuh 99 Saudaranya Demi Takhta Itu Justru Tak Terduga-duga

Dibawa ke rumah masa kecilnya di inahau untuk pulih, kondisinya malah memburuk, dan dia meninggal pada 6 Maret 1899.

Dia baru berusia 23 tahun.

Kematian Ka'iulani merupakan pukulan telak bagi ayahnya, bibinya, dan semua orang Hawaii yang menentang pencaplokan negara mereka. Keluarga kerajaan Hawaii sebagian besar mundur dari politik.

(*)