Kain ini memiliki makna simbolis penghormatan terhadap tamu, teman, kerabat dan leluhur.
Tais dulunya sakral karena hanya digunakan oleh orang-orang penting seperti liurai (raja) dan dalam upacara-upacara penting dimana dapat menunjukkan sebagai pakaian adat Timor Leste yang sakral.
Tais Timor Leste pada dasarnya merupakan kain yang diproses dengan alat tenun tradisional dan bukan mesin, alat tersebut dalam bahasa tetun disebut soru/songket.
Dengan proses tenun tersebut akhirnya menjadi tais dengan berbagai motif yang menunjukan budaya atau identitas dari masing-masing daerah di Timor Leste.
Tais tenun dapat dibagi menjadi dua yaitu tais feto (perempuan) dan tais mane (laki-laki) dari kedua tais feto dan mane adalah bentuk dan motif dari tais itu tersebut.
Dalam perkembangan saat ini tais bukan saja sebagai pakaian tradisional masyarakat Timor Leste, tapi juga sebagai salah satu warisan budaya.
Teknik kuno tenun Tais mendapat perhatian lebih di seluruh dunia sejak negara mencapai kemerdekaan dari Indonesia.