Penulis
Intisari-Online.com - Pertempuran antara Pasukan Sekutu dan Pasukan Jepang di Timor Leste yang dikenal sebagai 'Battle of Timor' menghasilkan kekalahan Pasukan Sekutu.
Pasukan Sekutu terlalu kewalahan untuk menghadapi banyaknya pasukan Jepang yang dikirim ke pulau di dekat Australia tersebut.
Dalam 'Battle of Timor', serangan Jepang sendiri dihadapi oleh perlawanan pasukan kecil personel militer sekutu yang dikenal sebagai Sparrow Force.
Pasukan sekutu tersebut terutama dari Australia, Inggris Raya, dan Hindia Belanda.
Mereka melakukan sempat melakukan perlawanan terhadap pasukan Jepang yang datang pada malam tanggal 19 sampai 20 Februari 1942.
Pasukan Jepang itu mendarat di Kupang, ibu kota Timor Belanda dan dekat Dili, ibu kota Timor Portugis.
Pada akhirnya pasukan sekutu di Timor segera dikalahkan oleh kekuatan superior Jepang.
Untungnya, mereka berhasil mengevakuasi pasukannya agar tak benar-benar habis oleh Jepang.
Semua gerilyawan serta pendukung pribumi pasukan sekutu dan penjajah Portugis yang telah berperang di pihak sekutu dievakuasi.
Evakuasi itu membutuhkan 3 perjalanan berbahaya kapal perang Belanda,Hr. Ms. Tjerk Hiddes.
Sebelumnya, beberapa uji coba untuk mencapai hal tersebut dilakukan oleh angkatan laut Australia; beberapa sukses lainnya gagal.
Selama uji coba itu sebuah korvet hilang dengan korban 100 nyawa.
Akhirnya, kapal perusak BelandaHr. Ms. Tjerk Hiddes yang dikirim untuk mengevakuasi pasukan sekutu di Timor Leste.
Meski berbahaya, penyeberangan yang berani itu menghasilkan evakuasi yang sukses sangat dipuji oleh semua sekutu.
Melansir traceofwar.com, pada tanggal 9 Desember dini hari pada jam 5 pagi, Hr. Ms. Tjerk Hiddes meninggalkan Port Darwin dan menuju ke Timor melalui selat Dundas, antara Pulau Melville dan semenanjung Cobourg.
Setelah itu, kapal perusak tersebut melintasi Laut Timor dengan kecepatan tiga puluh knot.
Dengan navigasi dan waktu yang sangat baik Hr. Ms. Tjerk Hiddes tiba tepat pada waktunya di tempat yang tepat.
Beberapa hari setelah kembali ke Port Darwin, pada 14 Desember, Tjerk Hiddes pergi lagi menjelang tengah malam untuk melakukan evakuasi kembali, menjemput pengungsi.
Sementara pada 18 Desember, Hr. Ms. Tjerk Hiddes pergi untuk ketiga kalinya dan terakhir kalinya ke Timor.
Dengan evakuasi tersebut, kehadiran pasukan sekutu di Timor berakhir, meski masih ada sisa-sisa perlawanan di sana.
Jepang pun tetap menguasai Timor Leste sampai penyerahan Jepang pada Agustus 1945.
Beberapa orang Timor juga melanjutkan kampanye perlawanan setelah penarikan pasukan Australia.
Namun, untuk itu mereka membayar mahal, dengan puluhan ribu warga sipil Timor tewas akibat pendudukan Jepang, yang berlangsung hingga akhir perang pada tahun 1945.
Itulah bagaimana 'Battle of Timor' selama Perang Dunia II berakhir dengan dipukul mundurnya pasukan sekutu dari Timor Leste.
(*)