Kandungan Parasetamolnya Disebut Belum Picu Keracunan dan Kematian, Kondisi Teluk Jakarta Justru Diungkap para Nelayan, Sebut Air Berwarna Merah dan Ikan-ikan Mati

Ade S

Penulis

Kondisi Teluk Jakarta usai dibersihkan di Muara Angke, Jakarta Utara, Sabtu (24/3/2018). Sampah plastik yang sebelumnya menumpuk, kini sudah dibersihkan dan menyisakan lumpur tebal.

Intisari-Online.com -Berawal dari sebuah cuitan, kondisi air laut di teluk Jakarta yang mengandung parasetamol dalam jumlah tinggi pun terungkap.

Akun Twitter @apahoni membagikan tangkapan layar dari jurnal ScienceDirect yang mengungkap tentang kondisi tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, cuitan tersebut sudah dibagikan sebanyak 1414 kali dan disukai sebanyak 4898 kali.

Jurnal yang diterbitkan pada Agustus 2021 tersebut memuat judul "Konsentrasi tinggi parasetamol dalam limbah yang mendominasi perairan Teluk Jakarta, Indonesia."

Dalam jurnal tersebut, diuraikan bahwa para peneliti menyelidiki beberapa kontaminan yang berada di dalam air, dengan obat-obatan termasuk di dalamnya.

Mereka mengumpulkan data dari d lokasi di Teluk Jakarta dan satu di pantai utara Jawa Tengah, yang memang diduga didominasi oleh limbah cair.

Hasilnya kemudian menunjukkan bahwa kontaminan-kontaminan yang ada di lokasi tersebut melebihi batas Baku Mutu Air Laut Indonesi.

Secara khusus, hasil penelitian tersebut juga mengungkapkan konsentrasi tinggi parasetamol di dua lokasi yang berada di Teluk Jakarta, yaitu 610ng/L di Angke dan 420 ng/L di Ancol.

Baca Juga: Warga Dihebohkan dengan Pencemaran di Sungai yang Mengalir ke Pantai di Carita, Air Hitam Pekat Berbau Bikin Gatal-gatal, Apa Penyebabnya?

Temuan ini kemudian diberi tanggapan oleh humas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Yogi Ikhwan, Jumat (1/20/2021).

Yogi memaparkan bahwa pemprov akan segera mengusut sumber pencemaran di Teluk Jakarta tersebut.

"Kami akan dalami dan telusuri sumber pencemarannya," kata Yogi, seperti dilansir kompas.com,Jumat (1/10/2021).

Menurut Yogi, selama ini Dinas LH DKI rutin melakukan pemantauai kualitas air di Jakarta, namun memang tidak memasukan parasetamol sebagai variabel pencemaran.

Baca Juga: Dijamin Tips Semacam Ini Belum Banyak yang Tahu, Coba Saja Teteskan Minyak Kayu Putih ke Tangki Motor Inilah yang Bakal Terjadi pada Motor Anda, Jangan Kaget dengan Hasilnya

Terkait sumber dari parasetamol yang ada di Teluk Jakarta,Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Zainal Arifin turut memberikan tanggapan.

Zainal menyebut bahwa zat tersebut sangat mungkin berasal dari limbah farmasi atau limbah hasil konsumsi obat.

"Jadi sumber bisa dari industri (farmasi) atau pemakaian," tutur Zainal.

Fakta bahwa parasetamol termasuk jenis obat yang dijual bebas di masyarakat dan tidak memerlukan resep dokter, membuat Zainal menduga bahwa konsumsi obat tersebut bisa menjadi salah satu penyebab.

Baca Juga: Inilah Operasi Paling Berbahaya di Dunia; Temukan ‘Harta Karun’ Berbeda, Bersihkan Sisa-sisa Bom Perang Dunia II yang Tidak Meledak di Lautan Pasifik

Jika orang-orang yang mengonsumsi parasetamol tersebut membuang langsung limbahnya ke sungai, maka zat tersebut akan mengalir melalui air seni dan kotoran.

"Dan juga pengelola limbahnya yang tidak bagus atau mungkin masyarakat ekonomi lemah ya, sistem pengelolaan limbahnya langsung dibuang ke sungai aja," ujar Zainal.

Kondisi ini sangat mungkin memberikan dampak buruk bagi kondisi air dan lingkungan yang terkait dengan air tersebut.

Baca Juga: Bukan Sakral Apalagi Mistis, Foto Ini Justru Tunjukkan Sungai yang Menjelma Jadi 'Inkubator Superbug Kebal Obat', Saking Tercemarnya

Sebab, menurut Zainal, pada dasarnya obat (seperti parasetamol) merupakan racun yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia.

"Semua obat itu racun kalau kita menggunakan berlebih. (Itulah) mengapa dokter selalu memberi dosis (misalnya) diminum dua kali sehari, karena ada indikasi. Artinya sama saja, semua obat tidak jauh berbeda," kata Zainal, seperti dilansir kompas.com, Jumat (1/10/2021).

Namun, terkait kandungan parasetamol yang ada di Teluk Jakarta, Zainal enggan untuk serta merta menyebutnya sebagai racun.

Zainal menilai, saat ini belum ditemukan data yang menunjukkan bahwa kandungan parasetamol di Teluk Jakarta berada di taraf yang bisa membahayakan orang lain.

Baca Juga: Bangkai Kapal Sisa Perang Dunia II Akibat Torpedo Angkatan Laut Jepang Ini Dieksplorasi Setelah 75 Tahun, Sangat Disayangkan Bila Terjadi Kebocoran Bahan Bakar Bisa Sebabkan Pencemaran Laut

Sementara para nelayan sendiri mengakui bahwa mereka kerap menemukan ikan-ikan di laut Jakarta mati.

Salah satu nelayan, Amda, bahkan menyebut bahwa berbarengan dengan mereka menemukan ikan-ikan mati, warna air juga berubah menjadi merah.

"Kalau limbah mengalir, ikannya mati semua. Airnya berwarna merah," ujar Amda seperti dikutip YouTube Kompas TV, Sabtu (2/10/2021).

Sementara nelayan lain, Astadi, mengungkapkan bahwa penemuan ikan-ikan yang mati di laut Jakarta rutin ditemukan setiap tahun.

Baca Juga: Pakai Masker Saja Tidak Cukup, Begini Pencegahan Covid-19 yang Harus Dilakukan Sepanjang Waktu

Artikel Terkait