Find Us On Social Media :

Gara-gara Sejumlah Oknumnya Tersangkut G30S/PKI, Pasukan Elit Pengawal Presiden Ini Akhirnya Dibubarkan, Bagaimana Pengamanan Presiden Kemudian?

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 1 Oktober 2021 | 16:25 WIB

Pasukan Cakrabirawa dalam sebuah apel.

PPIP yang kemudian diberi nama Cakrabirawa, pada 6 Juni 1962 pun diresmikan oleh Presiden Soekarno dan dikomandoi oleh Sabur.

Letkol Sabur pun mendapat kenaikan pangkat sebagai Brigjen dan Wakil Komandannya ketika itu adalah Kolonel Maulwi Saelan.

Dalam dunia pewayangan, Cakrabirawa merupakan senjata pamungkas miliki Prabu Kresna yang jika dilepaskan bisa menyebabkan malapetaka yang dahsyat bagi musuhnya.

Dalam otobiografinya, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Soekarno menyatakan bahwa pasukan Cakrabirawa memiliki kekuatan 3.000 personel yang berasaldari keempat Angkatan Bersenjata.

Anggota Cakrabirawa berasal dari pasukan yang andal, yang umumnya berlatar belakang pejuang gerilya yang menonjol.

Mereka direkrut dari bekas pasukan Raider Angkatan Darat, Korps Komando (KKO) Angkatan Laut, Pasukan Gerak Tjepat (PGT) Angkatan Udara, dan Brigade Mobil diberi nama Batalyon KK (Kawal Kehomatan), dengan nomer urut I sampai IV.

Batalyon I dan II bertugas di Jakarta dan Batalyon III dan IV menjaga Istana Bogor, Cipanas (Cianjur), Yogyakarta, dan Tampaksiring (Bali).

Karena penugasan tersebut, Markas Batalyon I KK berada di Jalan Tanah Abang (kini Markas Paspampres) dan Batalyon II menempati asrama Kwini (sekarang ditempati Marinir angkatan Laut).

Sementara, Batalyon I KK berasal dari satu batalyon Angkatan Darat dipimpin oleh Mayor Eli Ebram, yang hanya menjabat satu tahun lebih, kemudian naik pangkat menjadi Letkol.

Baca Juga: Rahasia Sejarah Terkuak, Inilah Sebabnya Mengapa Soeharto Tidak Ikut Diculik dan Dibunuh PKI, Benarkah Perencananya?