"Apapun alasannya mengemis, ini eksploitasi anak. Kita akan menilai situasi dan melihat apakah orang tua anak itu perlu dibekali keterampilan agar mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik atau membutuhkan bantuan berupa sembako," tambahnya.
Mail Online melaporkan bahwa sang ibu diberi setara dengan hanya 1 pound (Rp20.000) untuk menyewakan bayinya sebagai penyangga.
Jumlah 'orang perak' di jalan-jalan Indonesia telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir dengan pengemis meniru patung dan mendekati pengendara di persimpangan.
Badan kesejahteraan sosial Jakarta mengatakan pandemi yang memangkas pekerjaan telah memaksa orang-orang yang berjuang untuk menemukan cara alternatif untuk mengumpulkan uang.
Sebuah resolusi populer telah melihat remaja khususnya mengecat diri mereka sendiri perak dan turun ke trotoar dan jalan, dengan masing-masing kotak kardus untuk mengumpulkan sumbangan publik.
Lapisan logam terbuat dari ramuan berbahaya dari bubuk sablon dan minyak tanah, yang hanya bisa dicuci dengan deterjen atau sabun cuci piring, lapor Mail Online.