Find Us On Social Media :

Saat Kucuran Dana Terus Mengalir untuk Industri Baterai Lithium Indonesia, Siapa Sangka Industri Baterai Lithium dan Nikel Indonesia-China Malah Dicacat Mati-matian oleh Pihak Internasional, Mengapa?

By May N, Rabu, 29 September 2021 | 13:52 WIB

PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (Kawasan Industri PT Indonesia Weda Bay) tempat produksi senyawa nikel untuk produksi baterai lithium Indonesia di Kalimantan

Bijih nikel yang ditambang dari tambang itu sebagaimana yang ditambang dari tambang nikel lain, Tambang Industri Morowali, kini digunakan besar-besaran untuk produksi stainless steel.

Namun Indonesia akan menggunakannya untuk produksi baterai lithium tahun 2024.

Membangun smelter dekat pembangkit listrik hidropower artinya Tsingshan bisa mencapai tujuannya mengoperasikan tambang nol-karbon.

Dengan ini, tuntutan untuk menjadi pembuat kendaraan elektrik global akan terpenuhi.

Baca Juga: Pantesan Indonesia Manggut-manggut Lautnya Dilewati Kabel Raksasa dari Australia Sampai Singapura, Suntikan Rp 40 Triliun Ini Bisa Jadi Pemulus Proyek Dua Negara Tetangga Ini di Indonesia

Tsingshan bulan lalu umumkan mereka akan membangun 2000 megawatt pembangkit listrik solar dan angin di Indonesia dalam 5 tahun ke depan.

Sampai saat ini, smelter nikel di Indonesia bergantung pada energi dari pembakaran batubara.

"Ada banyak permintaan (untuk nikel hijau) dari baik perusahaan EV China atau negara lain.

"Namun ada juga banyak tekanan dari pemerintah, contohnya China, untuk mengurangi emisi karbon dioksida," ujar Ye saat webinar yang diprakarsai Klub Koresponden Luar Negeri Jakarta.

Baca Juga: Sempat Dikabarkan Resesi, Ternyata Beginilah Pertumbuhan Ekonomi Daerah-daerah di Indonesia Tahun 2020 Lalu, Siapa Sangka Provinsi Papua Ungguli Pertumbuhan Ekonomi di Jawa