Find Us On Social Media :

Detik-detik Peristiwa G30S PKI Mohammad Hatta Dicoret dari Daftar Target, Akhirnya 7 Jenderal yang Jadi Sasaran

By Khaerunisa, Kamis, 23 September 2021 | 16:35 WIB

Mohammad Hatta dicoret dari target operasi 30 September 1965.

Baca Juga: Bak Jatuh Tertimpa Tangga, Usai DN Aidit Divonis Hukuman Mati Akibat G30S PKI Keluarganya pun Ikut Menanggung Penderitaan Ini, Begini Nasibnya

Kata Untung Samsoeri, Komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa Letkol (Inf), tujuannya untuk menyamarkan kudeta sebagai konflik internal.

Dalam operasi itu, Untung pun membagi eksekutor ke dalam tiga satuan tugas.

Satgas Pasopati pimpinan Letnan I (Inf) Abdul Arief dari Resimen Cakrabirawa bertugas menangkap tujuh jenderal yang jadi sasaran.

Satgas Bimasakti dipimpin Kapten (Inf) Soeradi Prawirohardjo dari Batalyon 530/Brawijaya, bertugas mengamakan Ibu Kota dan menguasai kantor Pusat Telekomunikasi dan Studio RRI Pusat.

Baca Juga: Tak Lama Setelah BPUPKI Dibubarkan, Apa Tujuan Dibentuknya PPKI?

Terakhir adalah satgas Pringgodani di bawah kendali Mayor (Udara) Soejono, bertugas menjaga basis dan wilayah di sekeliling Lubang Buaya, yang rencananya akan jadi lokasi penyanderaan para jenderal.

Usai memeriksa kesiapan di Lubang Buaya, Untung bersama bawahannya Kolonel (Inf) Latief, bergerak ke Gedung Biro Perusahaan Negara Aerial Survey (Penas) di Jalan Jakarta By Pass (kini Jalan Jend. A Yani), Jakarta Timur.

Sehari-hari, gedung itu disewa Angkatan Udara (AURI). Namun malam itu, Soejono menyiapkan Gedung Penas sebagai Central Komando (Cenko) I untuk memantau jalannya operasi penangkapan para jenderal.

Julius Pour mencatat, operasi penculikan di bawah Untung direncanakan secara serampangan. Banyak yang akan dilibatkan, tak jadi datang.

Baca Juga: Tak Lama Setelah BPUPKI Dibubarkan, Apa Tujuan Dibentuknya PPKI?

Jumlah pasukan pun kurang dari 100 personel, jauh dari yang diharapkan mampu memantik revolusi.

Apa yang berikutnya terjadi persis yang dikhawatirkan Untung, penculikan berubah jadi serangan berdarah.

Setelah nama Hatta dicoret, target operasi ini pun menjadi 7 jenderal, di antaranya: Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo, dan Jenderal A.H. Nasution.

Tetapi, di antara mereka, Jenderal A.H. Nasution berhasil selamat, dan sebagai 'gantinya', seorang ajudannya gugur di hari berdarah itu.