Kemudian Bob Hasan mengundang Dewi bermain golf di Rawamangun, dan pada saat yang sama ia mengundang Soeharto bermain golf.
Menurut sejarawan Jepang Aiko Kurosawa, Dewi tidak sadar seriusnya dampak Supersemar bahkan ia optimis Supersemar dapat mengendalikan keadaan.
Hingga akhirnya Dewi sadar ketika bermain golf bersama Soeharto 20 Maret 1966 itu.
"Belakangan Dewi memberi kesaksian kepada saya bahwa begitu mendengar tiga opsi saran Soeharto itu, dia baru menyadari bahwa dia dan suaminya telah kalah dalam pertandingan ini," ujar Aiko.
Baca Juga: Pemberontakan PKI Madiun 1948: Latar Belakang Lengkap, Jalannya Pemberontakan, dan Penyelesaiannya
Aiko juga menceritakan perjuangan lain Ratna Sari Dewi untuk merekonsiliasi Soekarno dengan jenderal-jenderal Angkatan Darat.
Dalam bukunya yang berjudul Peristiwa 1965: Persepsi dan Sikap Jepang, diceritakan Ratna Sari Dewi rela berangkat ke Jepang untuk bertemu dengan Perdana Menteri Sato 6 Januari 1966 guna meminta dukungan untuk Soekarno.
"Namun, saat itu, Pemerintah Jepang telah memutuskan untuk berada di sisi Soeharto, dan secara bertahap meninggalkan Soekarno," ujar Aiko dalam diskusi di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (10/3/2016).
Tahun 1965, Dewi pernah didatangi Jenderal M Jusuf sambil mengatakan ia diutus oleh Soeharto.