Perjanjian yang ditandatangani pada tahun 2020 membuka jalan bagi Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain untuk menjalin hubungan dengan Israel.
Ahli Zev Chafets, mantan penasihat Perdana Menteri Israel Menachem Begin (1977-1983), mengatakan di surat kabar Bloomberg, bahwa Israel dapat dengan jelas merasakan kesepian ketika AS menarik diri dari Afghanistan.
Jarak geografis antara Tel Aviv dan Kabul adalah sekitar 3.200 km.
Tetapi setelah penarikan pasukan AS dari Afghanistan, Israel semakin khawatir bahwa Taliban dan sekutunya memberikan tekanan besar ke mereka.
Ini adalah pandangan yang dibuat Perdana Menteri Israel Naftali Bennett saat bertemu dengan Presiden Joe Biden di Gedung Putih.
“Kami tinggal di salah satu daerah yang di kelilingi dengan kelompok-kelompok. Perbatasan selatan dikelilingi oleh ISIS, Hizbullah di utara, Hamas dan milisi Iran. Mereka semua ingin menghancurkan negara Yahudi," kata Bennett.
Kelompok tersebut memusuhi Israel semuanya dan mengucapkan selamat kepada Taliban atas kemenangan di Afghanistan.
Setelah berabad-abad, pasukan Taliban berhasil mengalahkan kekuatan yang kuat dari Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
Setelah jatuhnya pemerintah Afghanistan pro-Amerika, pemimpin Hamas Palestina Ismail Haniyeh menelepon untuk memberi selamat kepada wakil pemimpin Taliban, Abdul Ghani Baradar.
Haniyeh mengatakan kemenangan Taliban adalah awal dari kejatuhan semua pasukan pendudukan, termasuk pendudukan Israel atas wilayah Palestina, sementara itu, Baradar berharap kemenangan Palestina dalam perlawanan mereka.
Komunitas Syiah di Iran, juga memberi selamat kepada Taliban, dengan mengatakan “saudara-saudara Muslim telah memenangkan orang-orang kafir".
Sejak Revolusi Islam 1979, Iran telah menjadi musuh tak terkalahkan dengan Israel.
Iran kini telah menyatakan siap menjalin hubungan dengan pemerintah yang didirikan oleh Taliban di Afghanistan.
(*)