Dalam wawancara, Aidit melayangkan gagasannya tentang memperjuangkan antikolonialisme dan penghapusan feodalisme.
Gagasan itu pun masuk dalam agenda kongres Partai Komunis sedunia.
"Mempersatukan dan memobilisasi rakyat Indonesia guna membebaskan wilayah negerinya yang masih dijajah kolonialis Belanda, yaitu Irian Barat," kata Aidit kepada Georgi, dilansir Harian Rakjat, 24 Oktober 1961.
Hal yang sama pernah ia lantangkan saat resolusi Indonesia soal Irian Barat kandas dalam sidang Majelis Umum PBB.
Medio Desember 1954, Aidit berorasi soal hasil pemungutan suara atas konflik Irian Barat.
Ia menuduh Amerika Serikat sebagai pemimpin komplotan gelap yang menentang resolusi Irian Barat, dengan maksud terselubung.
Upaya diplomasi Indonesia di Majelis Umum PBB kala itu selalu buntu, sejak 1954 hingga 1957.
Melihat dinamika itu, Aidit geram.
Secara sinis, ia menyentil PBB telah tunduk kepada Amerika dan negara-negara Blok Barat lainnya.
Dilihat kasat mata, Amerika memang lebih condong ke Belanda.