Penulis
Intisari-online.com - Untuk makanan cepat saji mungkin mie instan adalah yang terbaik saat ini.
Selain mudah dibuatnya, varian rasa yang beragam membuat mie instan begitu enak untuk dikonsumsi, dan hampir semua orang doyan dengan makanan ini.
Menurut survey internasional, negara seperti China, Indonesia, dan Jepang, adalah konsumen mie Instan tertinggi di dunia, menurut data 2015 yang diterbitkan Asosiasi Mie Instan Dunia.
Salah satu daya tariknya adalah harganya yang murah, rendahnya jumlah kalori dengan 142 kalori per 100 gram.
Baca Juga: Orang Se-Indonesia Hampir Tiap Hari Memakannya, Tapi Kesalahan Masak Mie Ini Masih Sering Terjadi
Untuk membuatnya menjadi makanan yang sehat, sebagian orang percaya menambahkan sayur ke dalam mie instan bisa meningkatkan nilai gizinya.
Namun, tetap saja menurut sebuah penelitian ada beberapa alasan mengapa mie instan dicap sebagai makanan yang tidak sehat.
Sesuatu akan terjadi pada tubuh Anda ketika mengonsumsi mie instan.
Melansir Life Hack ada 4 hal yang terjadi pada tubuh manusia setelah mengonsumsi mie instan, simak di bawah ini:
1. Membebani sistem pencernaan
Mie instan membebani sistem pencernaan Anda, karena memaksanya untuk memecah mie yang diproses selama berjam-jam.
Ini juga dapat mengganggu kadar gula darah dan pelepasan insulin jika dicerna terlalu cepat.
Karena makanan disimpan di dalam tubuh begitu lama sebagai akibat dari pencernaan yang lambat.
Bahan kimia beracun dan pengawet dipertahankan di dalam tubuh, sering menyebabkan paparan berlebihan Butylated hydroxyanisole (BHA) dan t-butylhydroquinone (TBHQ).
Sementara TBHQ dan BHA digunakan dalam produk agar dapat digunakan lebih lama (dan berarti kita dapat menyimpannya di rak selama berbulan-bulan), kedua bahan kimia tersebut sebenarnya bersifat karsinogenik.
Artinya dapat menyebabkan kanker, bahkan dapat menyebabkan asma, kecemasan dan diare jika dikonsumsi/terpapar dalam jangka waktu yang lama.
2. Meningkatkan risiko penyakit jantung
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition.
Ditemukan bahwa wanita yang mengonsumsi lebih banyak mie instan memiliki risiko sindrom metabolik yang jauh lebih besar.
Daripada mereka yang makan lebih sedikit terlepas dari pola makan atau kebiasaan olahraga secara keseluruhan, dengan mereka yang makan mie instan lebih dari dua kali.
Seminggu menjadi 68% lebih mungkin untuk memiliki sindrom metabolik.
Sekarang bagi mereka yang tidak yakin apa itu sindrom metabolik, itu adalah sekelompok gejala seperti obesitas sentral.
Seperti tekanan darah tinggi, kadar kolesterol HDL yang rendah yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit jantung, diabetes atau stroke.
3. Mengandung kadar garam tinggi
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Hypertension pada tahun 2014, konsumsi natrium makanan yang tinggi diakui sebagai faktor utama dalam tingkat kematian yang tinggi dalam 23 studi kasus.
Kelebihan natrium ini juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, dan pada gilirannya penyakit jantung (yang sudah menjadi masalah kesehatan yang muncul kembali terkait dengan setiap produk yang ditemukan dalam mie instan ini).
4. Kandungn Monosodium Glutamat, MSG menyebabkan obesitas
Monosodium Glutamate umumnya disebut sebagai MSG yang biasanya ditemukan dalam makanan yang dibawa pulang, dan merupakan penambah rasa yang populer dalam masakan Cina, Jepang, dan Korea.
Menurut FDA, MSG diberi label sebagai aditif yang aman, dengan efek berbahaya masih bisa diperdebatkan.
Namun data kesehatan dan nutrisi yang dikumpulkan dari Survei Kesehatan dan Nutrisi China menunjukkan sebaliknya, dengan konsumsi MSG yang tinggi dalam jangka waktu yang lama menyebabkan kelebihan berat badan.