Penulis
Intisari-Online.com - Awal pekan ini, Korea Utara mengumumkan telah berhasil menguji coba rudal jelajah jarak jauh.
Di mana rudal jelajah Korea Utara itu mampu menghantam sebagian besar wilayah Jepang.
Dilansir dari bbc.com pada Jumat (17/9/2021), rudal jelajah, tidak seperti rudal balistik, dapat membelok dan berbelok di sebagian besar penerbangan mereka.
Itulah yang membuat mereka memungkinkanuntuk menyerang dari sudut yang tidak terduga.
Sudah jelas Korea Utara mengincar teknik ini.
Sebab, negara itu terusmengejar berbagai cara dan canggih untukmembuat senjata nuklir.
Masalah pandemi virus corona,serentetan bencana alam, dan kesulitan ekonomi internal tidak membuat Korea Utara mundur terkait nuklirnya.
Bahkan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-Un menyatakan tekad untuk terus berinvestasi dalam membuat nuklir Korea Utara.
Secara praktis, kemampuan rudal jelajah ini membuat negara lain khawatir.
Sebab tidak seperti rudal balistik, rudal jelajah terbang rendah dan lambat menuju sasarannya.
Rudal jelajah yang diuji Korea Utara baru-baru ini mencakup jangkauan sekitar 1.500 km selama lebih dari dua jam waktu penerbangan.
Rudal balistik dengan jangkauan setara akan memakan waktu beberapa menit
Tetapi minat Korea Utara pada rudal jelajah mungkin karena kesulitan musuhnya dalam mendeteksi peluncuran mereka dan dalam bertahan melawan mereka.
Setelah uji coba rudal jelajah ini, Amerika Serikat (AS) langsung menghubungi Korea Selatan dan Jepang.
Sebab mereka kaget dengan kehadiranrudal jelajah Korea Utara.
Ini karena negara itu tidak memilikisistem rudal jelajah sebelumnya.
Tetapi pengembangan rudal jelajah ini seharusnya tidak mengejutkan.
Karena Kim Jong-Un pada Januari 2021 mengumumkan bahwa sistem sepertiini sedang mereka kembangkan.
Dia juga menyiratkan bahwa sistem rudal ini dapat digunakan di masa depan untuk peran pengiriman senjata nuklir taktis yang potensial.
Rudal jelajah bukanlah teknologi baru yang fundamental bagi Korea Utara.
Selama bertahun-tahun, negara itu telah menguji dan menyempurnakan rudal jelajah anti-kapal yang diturunkan dari Uni Soviet.
Tapi rudal yang baru-baru ini diuji, melebihi jangkauan rudal jelajah yang lebih tua dengan urutan besarnya.
Itulah yang membuat negara lain khawatir.