Waktu itu merupakan setahun setelah Korea Utara memulai program repatriasi besar-besaran untuk menebus para pekerja yang terbunuh dalam perang Korea dan membawa pulang orang Korea dari luar negeri.
Skema ini terus mencari rekrutan, banyak dari mereka berasal dari Korea Selatan, hingga 1984.
Pemerintah Jepang juga menyambut baik program tersebut, memandang orang Korea sebagai orang luar, dan membantu mengatur transportasi mereka ke Korea Utara.
Kawasaki mengatakan dia dikurung di Korea Utara selama 43 tahun sampai dia bisa membelot pada tahun 2003, meninggalkan anak-anaknya yang sudah dewasa.
Korea Utara telah menjanjikan perawatan kesehatan gratis, pendidikan, pekerjaan dan tunjangan lainnya, katanya.
Tetapi tidak satupun dari janji-janji itu terpenuhi.
Sebagian besar dari orang-orang Jepang itu malah ditugaskan pekerjaan manual di tambang, hutan atau pertanian.
“Jika kami diberitahu tentang kebenaran tentang Korea Utara, tidak satu pun dari kami akan pergi,” katanya pada konferensi pers pada hari Selasa.