Penulis
Intisari-Online.com - Orang-orang yang tinggal di daerah yang dikenal sebagai Levant Selatan - yakni Israel, Otoritas Palestina, Yordania, Lebanon, dan sebagian Suriah - selama Zaman Perunggu (sekitar 3500-1150 SM) disebut dalam teks-teks Alkitab sebagai orang Kanaan.
Mereka digambarkan sebagai orang-orang yang tidak bermoral, menyembah berhala, dan mengorbankan anak-anak sehingga akhirnya Tuhan pun memerintahkan orang-orang Israel untuk menumpas mereka semua hingga tidak bersisa sama sekali.
Namun, studi terbaru menunjukkan bahwa gen orang-orang Kanaan masih bisa ditemukan hingga sekarang.
Dipublikasikan dalam jurnal American Journal of Human Genetics, para peneliti berhasil mengambil dan mengurutkan DNA dari lima orang yang hidup di kota Sidon, Kanaan sekitar 3.700 tahun yang lalu.
Setelah dibandingkan dengan DNA dari 99 orang Lebanon, para peneliti menemukan kecocokan sebesar 90 persen.
Salah satu peneliti, Dr Marc Haber dari Wellcome Trust Sanger Institute, mengatakan kepada The Independent 28 Juli 2017, orang-orang Lebanon saat ini adalah keturunan langsung dari orang-orang Kanaan, tetapi mereka juga memiliki sedikit gen yang berasal dari pendatang-pendatang Asyur, Persia, dan Makedonia.
Orang-orang Kanaan adalah penghuni kota Sodom dan Gomora yangdisebut di dalam Alkitab dimusnahkan menggunakan api dan hujan belerang.
Lalu, ketika berada di tanah Kanaan, mereka juga berperang dengan orang-orang Israel.
Selain bangsa Kanaan, orang-orang ini juga dikenal sebagai bangsa Fenisia yang pandai melaut dan berdagang.
Mereka telah mendirikan berbagai koloni di Mediterania, dan dianggap sebagai peradaban pertama yang menciptakan alfabet.
Sayangnya, tidak banyak yang diketahui oleh dunia sains mengenai orang-orang Kanaan karena kebanyakan catatan sejarah mengenai mereka hilang dimakan waktu.
Namun melansir Science Daily, para peneliti yang melaporkan dalam jurnal Cell pada 28 Mei 2020 memiliki wawasan baru tentang sejarah bangsa Kanaan berdasarkan analisis genome-wide DNA purba yang dikumpulkan dari 73 individu.
"Populasi di Levant Selatan selama Zaman Perunggu tidak statis," kata Liran Carmel dari The Hebrew University of Jerusalem.
"Sebaliknya, kami mengamati bukti pergerakan orang dalam jangka waktu yang lama dari timur laut Timur Dekat Kuno, termasuk Georgia, Armenia, dan Azerbaijan modern, ke wilayah Levant Selatan.
"Orang Kanaan, meskipun tinggal di negara kota yang berbeda, secara budaya dan genetik serupa," tambahnya.
"Selain itu, wilayah ini jadi saksi bisu banyak pergerakan penduduk, orang-orang yang datang dari timur laut, dari selatan, dan dari barat laut."
Carmel dan rekan penelitinya menyimpulkan berdasarkan analisis dari 73 sampel DNA kuno baru yang mewakili sebagian besar individu Zaman Perunggu Tengah hingga Akhir dari lima situs arkeologi di Levant Selatan.
Untuk data baru ini, para peneliti menambahkan data yang dilaporkan sebelumnya dari 20 individu dari empat situs untuk menghasilkan kumpulan data 93 individu.
Analisis genomik menunjukkan bahwa orang Kanaan memang mewakili kelompok yang jelas.
"Individu dari semua situs sangat mirip secara genetik, meskipun dengan perbedaan halus, menunjukkan bahwa 'Kanaan' yang didefinisikan secara arkeologis dan historis sesuai dengan kelompok yang koheren secara demografis," kata Carmel.
Data menunjukkan bahwa Kanaan diturunkan dari campuran populasi Neolitik lokal sebelumnya dan populasi yang terkait dengan Kalkolitik Iran dan/atau Kaukasus Zaman Perunggu.
Para peneliti mendokumentasikan peningkatan yang signifikan dalam proporsi keturunan Iran/Kaukasus dari waktu ke waktu, yang didukung oleh tiga individu yang merupakan keturunan pendatang baru dari Kaukasus.
"Kekuatan migrasi dari timur laut Timur Dekat Kuno, dan fakta bahwa migrasi ini berlanjut selama berabad-abad, dapat membantu menjelaskan mengapa penguasa negara-kota di Kanaan pada Zaman Perunggu Akhir membawa nama-nama Hurrian non-Semit," kata Shai Carmi dari The Hebrew University of Jerusalem.
"Ada hubungan yang kuat dan aktif antara wilayah ini melalui gerakan orang yang membantu memahami elemen budaya bersama."
Para peneliti juga mempelajari hubungan orang Kanaan dengan populasi modern.
Sementara kontribusi langsung orang Kanaan terhadap populasi modern tidak dapat diukur secara akurat, data menunjukkan bahwa komponen Timur Dekat yang lebih luas.
Termasuk populasi dari Kaukasus dan Pegunungan Zagros, kemungkinan mencakup lebih dari 50 persen nenek moyang banyak orang yang berbahasa Arab dan kelompok Yahudi yang tinggal di wilayah tersebut saat ini.
(*)