Sejarah Pemberontakan PKI Madiun 1948 hingga Diumumkan Berdirinya Republik Soviet Indonesia

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Delegasi Indonesia dalam Perjanjian Renville. Dari kiri ke kanan: Johannes Latuharhary, Ali Sastroamidjojo, Agus Salim, Johannes Leimena, Setiadjit Soegondo, Amir Syarifuddin.

Intisari-Online.com-Partai Komunis Indonesia atau PKI adalah sebuah partai politik yang dibentuk pada 23 Mei 1914 dan dibubarkan pada 12 Maret 1966.

PKI pernah menjadi salah satu partai terbesar di Indonesia sebelum akhirnya dilarang dan dibubarkan.

Terbentuknya PKI berawal dari sebuah organisasi bernama Indische Social Democratische Vereniging (ISDV).

ISDV didirikan oleh seorang kaum sosialis Hindia Belanda, Henk Sneevliet pada tahun 1914.

Baca Juga:Terbiasa Hidup Mewah Semasa Hidup, Beginilah Akhir Mengerikan Para Bangsawan di China Setelah Negerinya Digulingkan Oleh Komunis dan Nasionalis, Para Bangsawan Itu Sampai Lakukan Ini Untuk Hidup

MelansirKompas.com, Sneevliet memiliki misi untuk menanamkan paham marxisme-komunisme terhadap perjuangan nasional Indonesia.

Cara yang Sneevliet lakukan yaitu dengan menyebarkan pemahamannya tersebut melalui organisasi buruh kereta api di Semarang.

Pada kongres ISDV di Semarang, Mei 1920, nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan Komunis di Hindia (PKH).

Semaun menjadi ketua dalam partai tersebut, dibantu Darsono sebagai wakil.

Baca Juga:'Mereka Memakan Mayat Anak Mereka Sendiri', Kisah Praktik Kanibalisme China di Era Awal Komunisme, Dipicu 'Perintah Sepele' Mao Zedong Terhadap Burung Pipit

Semaun sendiri merupakan salah satu tokoh penting dalam sebuah organisasi bernama Sarekat Islam.

Di organisasi tersebut, Semaun juga berusaha untuk menanamkan paham komunis yang kemudian menimbulkan perpecahan dua kubu, SI Merah (Komunis) dan SI Putih (Agamis).

Pada tahun 1924 diadakan kongres Komintern kelima, di mana hasil dari kongres tersebut adalah adanya pengubahan nama kembali menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).

Tokoh

- Musso

- Amir Syarifuddin

- DN Aidit

Baca Juga:Namanya Bahkan Tak Pernah Disebut WHO, Vaksin Covid-19 yang Dibuat Negara Komunis Ini Malah Disebut Ampuh 100 Persen Mencegah Kematian, Vaksin Abdala Namanya

- Abdul Latief Hendraningrat

- Alimin Prawirodirdjo

- Darsono

- Oetomo Ramelan

- Misbach

- Semaun

- Henk Sneevliet

Baca Juga:Jika Terjadi Mungkin Jepang Hanya Tinggal Nama Saja, Video Rahasia Ini Bongkar Rencana MengerikanPartai Komunis China, Siap Hanguskan Jepang dengan Bom Nuklir

Pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948 terjadi karena dilatarbelakangi oleh jatuhnya Kabinet Amir Syafruddin yang tidak lagi didukung setelah kesepakatan Perjanjian Renville pada 1948.

Dalam Perjanjian Renville, Belanda dianggap menjadi pihak yang paling diuntungkan, sedangkan Indonesia justru dirugikan.

Setelah Kabinet Amir jatuh, Soekarno pun mengutus Moh. Hatta untuk membentuk kabinet baru, namun hal ini tidak disetujui oleh Amir dan kelompok komunisnya.

Amir yang dibantu Musso pun merencanakan sebuah strategi, di mana mereka akan menculik serta membunuh para tokoh di Surakarta.

Jalannya Pemberontakan

Hal pertama yang dilakukannya adalah dengan melakukan propaganda antipemerintahan.

Gerakan selanjutnya adalah aksi mogok kerja oleh kaum buruh.

Setelah itu mulai dilakukan penculikan dan pembunuhan tokoh-tokoh negara.

Baca Juga:Sejarah Latar Belakang dan Tujuan Pemberontakan PKI Madiun 1948

Adapun tokoh-tokoh yang dibunuh di antaranya ialah Kolonel Sutarto, Gubernur Jawa Timur, RM Ario Soerjo dan dr. Moewardi.

Puncak dari pemberontakan itu terjadi pada 18 September 1948.

Setelah Madiun ditaklukkan, diumumkan berdirinya Republik Soviet Indonesia.

Pemberontakan ini menewaskan Gubernur Jawa Timur, RM Suryo.

Demi menghentikan kelanjutan pemberontakan tersebut, dilakukan operasi penumpasan yang dipimpin oleh Kolonel A.H. Nasution pada 20 September 1948.

Musso pun berhasil ditemukan dan ditembak mati, sedangkan Amir dan para tokoh komunis lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.

(*)

Artikel Terkait