Jika Terjadi Mungkin Jepang Hanya Tinggal Nama Saja, Video Rahasia Ini Bongkar Rencana Mengerikan Partai Komunis China, Siap Hanguskan Jepang dengan Bom Nuklir

Mentari DP

Penulis

Invasi China ke Taiwan.

Intisari-Online.com - Invasi China ke Taiwan telah membuat Jepang bergerak membantu.

Namun alih-alih invasiChina ke Taiwan, China malah akan menyerang Jepang.

Loh kenapa?

Baca Juga: Tak Bisa Dibiarkan Terus Menerus, WHO Akhirnya Pepet China untuk Bocorkan Data Covid-19 Ini, Sebut Hanya China yang Sanggup Menyelesaikan Pandemi Global Ini

Dilansir dariexpress.co.uk pada Senin (19/7/2021),Komite Kota Baoji, otoritas Komite Partai Komunis China (PKC) di provinsi Shaanxi, membagikan video berdurasi lima menit.

Yang mana video aslinya diposting di platform berbagi video China, Xigua.

Dalam video itu, narator menyerukan penggunaan senjata pemusnah massal untuk digunakan melawan Jepang.

Tujuannya untuk membuat mereka menyerah untuk kedua kalinya.

Meskipun video aslinya telah dihapus (setelah mendapatkan lebih dari dua juta penayangan), aktivis hak asasi manusia Jennifer Zeng, mengunggah video tersebut ke Twitter dengan teks bahasa Inggris.

“Ketika kami membebaskan Taiwan, jika Jepang berani melakukan intervensi dengan paksa, bahkan jika hanya mengerahkan satu tentara, satu pesawat dan satu kapal, kami tidak hanya akan membalas tembakan timbal balik."

Baca Juga: Lupakan Sinovac, Negara Tetangga Indonesia Ini Hanya Kasih 2 Pilihan Vaksin Covid-19 pada Warganya, Loh Kenapa KitaTetap Ngotot Pakai Vaksin dari China Itu?

"Akan tetapi juga memulai perang skala penuh melawan Jepang."

“Kami akan menggunakan bom nuklir terlebih dahulu."

“Kami akan menggunakan bom nuklir terus menerus sampai Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat untuk kedua kalinya."

“Yang ingin kami targetkan adalah kemampuan Jepang untuk bertahan dalam perang."

"Selama Jepang menyadari bahwa ia tidak mampu membayar harga perang, ia tidak akan berani gegabah mengirim pasukan ke selat Taiwan.

Pada tahun 1964, China mendeklarasikan kebijakan 'No first use' (NFU).

Itu adalah kebijakan yang berjanji untuk tidak menggunakan senjata nuklir sebagai alat perang kecuali jika terlebih dahulu diserang oleh musuh lain yang menggunakan senjata nuklir.

Kebijakan NFU juga melarang China menjatuhkan senjata pemusnah massal ke negara-negara yang tidak dilengkapi senjata nuklir.

Sebaliknya, NATO telah menolak seruan untuk mengadopsi kebijakan NFU dengan argumen bahwa 'serangan nuklir pre-emptive' adalah pilihan utama.

Jepang diketahui tidak memiliki senjata nuklirnya sendiri.

Tetapi karena mereka bersekutu dengan Amerika Serikat (AS), maka AS mereka berpotensi penggunaan senjata nuklir AS atas namanya.

Baca Juga: Mati-matian Ingin Kuasai Perbatasan India Walaupun Bukan Milik Mereka, Nyatanya Tentara China Rela Lakukan Apapun, Sampai Dicurigai Lakukan Kecurangan Ini

Video tersebut juga terus menyebutkan bahwaakan menghapus kebijakan NFU China dan menjadikan Jepang sebagai 'pengecualian' dari aturan tersebut.

Dikatakan: “Negara kita berada di tengah-tengah perubahan besar yang belum pernah terlihat dalam satu abad."

"Dan semua kebijakan politik, taktik dan strategi harus disesuaikan dan diubah untuk melindungi kebangkitan damai negara kita."

“Jika Jepang berperang dengan China untuk ketiga kalinya, orang-orang China akan membalas dendam."

“Jepang adalah satu-satunya negara di dunia yang pernah terkena bom atom dan memiliki memori yang mendalam tentang bom atom dari pemerintah hingga rakyat."

Video diakhiri dengan berjanji untuk menghukum Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, mantan Perdana Menteri Abe Shinzo, dan Wakil Perdana Menteri Aso Taro.

Serta terakhir untuk merebut kembali pulau Diaoyu dan Ryukyu.

Baca Juga: China Tak Bisa Berbohong Lagi, Media Asing Ini Bongkar Kengerian China Saat Militer Ambil DNA dari Jutaan Wanita Hamil, Tujuannya Bikin Dunia Bergidik Ngeri

Artikel Terkait