Di malam 30 September itu, Pierre Tendean yang sedang tidur di ruang belakang rumah dinas terbangun karena mendengar suara tembakan dan keributan.
Dikutip Historia, Pierre keluar dari paviliunnya untuk mengatasi kegaduhan dari pasukan-pasukan yang menyatroni kediaman Nasution.
Terjadilah pembunuhan keji itu karena ia dianggap sebagai AH Nasution yang menjadi target.
Siapa Pierre Tendean?
Dalam buku Jejak Sang Ajudan: Sebuah Biografi Pierre Tendean (2018) karya Ahmad Nowmenta Putra, Agus Lisna, Pierre Andreas Tendean lahir di Rumah Sakit Centrale Burgerlijke Ziekenhuis (CBZ) Batavia (sekarang Jakarta) pada 21 Februari 1939.
Pierre Tendean merupakan keturunan Minahasa dan Perancis.
Ibunya Maria Elizabeth Cornet yang merupakan keturunan Perancis-Belanda Sementara ayahnya Aurelius Lammert (A.L) Tendean berdarah Minahasa Sulawesi Utara yang merupakan seorang dokter di rumah sakit Pierre Tendean lahir.
Ia memperoleh pendidikan dasar di Sekolah Rakyat (SR) Boton Magelang pada 1945, kemudian melanjutkan pendidikan di tingkat SMP Negeri 1 Semarang pada 1952.