Penulis di media yang dikontrol oleh Partai Komunis China telah bereaksi marah terhadap pernyataan bahwa China bertindak tanpa tanggung jawab.
Hu Yuwei, penulis di Global Times, media pemerintah China, menulis pada 10 Mei jika 'ancaman bendungan' China itu berdasarkan 'bukti lemah.'
Ia menampik 'klaim tanpa dasar' oleh orang luar dan menuliskan, 'kekeringan di daerah hilir utamanya disebabkan oleh curah hujan yang berkurang dan kondisi cuaca ekstrim.'
'China," seperti ditulis Hu, adalah 'negara hulu yang bertanggung jawab' terhadap negara-negara hilir.
Yang lain melihat ini adalah upaya China menekan negara hilir Asia Tenggara yang kemudian saat mereka terdesak bisa China manfaatkan untuk mendorong agendanya lebih luas di wilayah tersebut, termasuk proyek BRI yang kontroversial.
Analis keamanan India Brahma Chellaney mengklaim jika Beijing menggunakan aliran Sungai Mekong sebagai 'senjata' memperkuat kekuatan mereka di hilir.
International Rivers, lembaga swadaya Thailand, mengatakan jika permusuhan MRC-LMC telah membuat debat mengenai masa depan Mekong 'lebih terpolitik dan terkubu-kubu.'
Geopolitik wilayah Mekong juga meningkat sebagai panggung lain permusuhan China dan AS.